Reporter: Dina Farisah, Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pamor emas batangan di dalam negeri makin berkilau. Harga si kuning ini merangkak seiring laju harga emas spot. Di pasar global, emas terus diburu, terutama karena konflik di Ukraina.
Kemarin, harga emas lantakan di Divisi Logam Mulia, PT Antam Tbk diperdagangkan pada harga Rp 556.000 per gram. Dibandingkan akhir tahun lalu, harga emas batangan sudah naik Rp 32.000 per gram, atau sekitar 6%. Sementara, harga emas di pasar spot sudah melejit 15%.
Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menduga, ketegangan di Ukraina akan berlangsung hingga jangka menengah. Seperti diketahui, negara Barat dan parlemen Ukraina menolak hasil referendum yang menyatakan Crimea bergabung dengan Rusia.
Makanya, Ariston memprediksi, harga emas spot bisa menembus US$ 1.400 pada pekan ini. Dus, harga emas batangan akan ikut melonjak, dengan target Rp 570.000 per gram pada pekan ini. "Dengan catatan, rupiah tetap di kisaran 11.300 per dollar AS,” ujarnya, Senin (17/3). Ia bilang, penguatan rupiah akan menyebabkan emas lantakan sulit naik signifikan.
Meski begitu, analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy menilai, prospek emas batangan tetap bullish, selama perekonomian Indonesia bagus. Apalagi, jika pemilihan umum lancar. Prediksi dia, hingga akhir semester I-2014, harga emas bisa ke level Rp 565.000 per gram.
Namun, Ariston mengingatkan, karena sudah naik tinggi, harga emas berpotensi terkoreksi menuju Rp 546.000. Apalagi, jika The Fed memangkas stimulus lebih besar.
Dus, sebaiknya, investor menahan pembelian hingga pertemuan The Fed pada 20 Maret. "Investor bisa koleksi lagi saat harga turun mendekati Rp 500.000," sarannya.
Ariston menimpali, saat ini juga kurang tepat untuk menjual emas. Investor perlu menunggu harga buyback emas Antam di level Rp 500.000, atau setidaknya sudah untung 20%. Kemarin, harga buyback emas Antam dipatok Rp 496.000 per gram.
Nizar bilang, untuk mendapat untung maksimal, investasi emas sebaiknya untuk jangka panjang. "Dengan outlook jangka panjang, jadi masih bisa beli saat ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News