Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sempat menyentuh level 1.692.000 per gram, pada Selasa (11/2), sebelum terkoreksi Rp 8.000 di hari berikutnya menjadi Rp1.684.000 per gram, Rabu (12/2). Di saat yang sama harga beli kembali (buyback) pun menurun menjadi Rp 1.535.000 per gram.
Berdasarkan data pada laman resmi logam mulia, harga emas Antam kembali naik pada posisi yang sama Rp 1.692.000 pada Kamis, (13/2). Sementara buyback emas batangan turut naik pada posisi Rp 1.543.000.
Fluktuasi ini tidak terlepas dari sentimen negatif bursa saham yang belakangan ini bergerak di zona merah.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, sangat wajar terjadi volatilisasi oleh aksi ambil untung di tengah ketidakpastian perdagangan global saat ini.
Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Naik 7,91%, Hari Ini Mendaki Lagi (13 Februari 2024)
Untuk ke depannya, Lukman memproyeksi tren harga emas masih sangat bullish, dengan harga emas spot dolar AS yang diperkirakan akan berkisar pada US$ 3.000 - US$ 3.200 per ons troi di tahun ini.
Harga emas Antam diperkirakan akan berkisar Rp 1.750.000 – Rp1.870.000 per gram.
“Untuk Jumat (14/2) saya melihat harga emas antam akan kembali naik, mengingat harga emas internasional kembali naik hari ini.” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis, (13/2).
Pergerakan harga emas ini memang menarik perhatian pasar, karena eksistensinya sering kali digunakan sebagai indikator ekonomi yang dipengaruhi oleh faktor global dan domestik.
Selain itu, emas merupakan instrumen investasi yang relatif aman jika dibandingkan dengan saham dan instrumen lainnya.
Certified Financial Planner, Ully Safitri membenarkan bahwa emas adalah instrumen investasi paling sederhana dan relevan ditengah gelojak politik dan perekonomian global.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Terbaru Kamis (13/2/2025) Antam UBS Galeri 24 Turun
“Terbukti nilainya tidak pernah turun pasca pandemic hingga saat ini.” kata Ully kepada Kontan.co.id, Kamis, (13/2).
Grafik harga emas Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir memang menunjukan tren meningkat. Tidak hanya itu, tingginya interaksi antara demand dan supply di pasar menunjukkan bahwa emas cukup menjanjikan sebagai peralihan instrumen investasi di tengah ketidakpastian global.
Di tengah situasi saat ini, pergerakan harga emas memang tampak menggiurkan, Lukman menyarankan strategi dollar cost averaging bagi investor baru yang ingin membeli emas.
Strategi ini cocok bagi investor yang hendak membeli asset dengan harga yang sudah tinggi namun masih akan naik.
“Bagi investor yang sudah memiliki emas, tetap pertahankan dan masih boleh untuk menambahkan juga,” Kata Lukman.
Selanjutnya: Usai Suntik Aset Tambang Rp 3 T ke NINE, Poh Group Akan Akuisisi Tambang di Indonesia
Menarik Dibaca: K Fitness Targetkan 10 Cabang Baru di Luar Jakarta pada Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
