Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah sempat koreksi di bulan Agustus, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali benderang. Mengutip www.logammulia.com, pada Rabu (7/9) harga emas Antam melesat Rp 4.000 menjadi Rp 610.000 per gram.
Dalam sepekan terakhir, harga sudah menanjak Rp 8.000 per gram. Harga buyback naik Rp 2.000 menjadi Rp 559.000 per gram. Sepekan terakhir, harga buyback naik Rp 7.000.
Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, pergerakan emas Antam sejalan dengan emas global yang ikut membumbung. Mengutip data Bloomberg, kontrak harga emas untuk pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange dalam sepekan terakhir menguat 3,1%.
Keperkasaan emas terjadi setelah anjloknya angka tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang diumumkan akhir pekan lalu. Pasar berasumsi, peluang The Fed menaikkan suku bunga pada bulan ini sedang menipis.
"Ini menjadi katalis yang mengangkat emas Antam," tutur Deddy. Peluang kenaikan harga emas batangan semakin besar setelah data klaim pengangguran mingguan AS diperkirakan naik dari 263.000 menjadi 264.000 orang.
Jika realisasinya lebih besar, bukan tak mungkin pergerakan emas global dan emas batangan kian kencang. Apalagi jika dalam pertemuan Federal Open Market Commity (FOMC) tanggal 20 - 21 September mendatang The Fed kembali menahan tingkat suku bunga acuan.
"Harga emas Antam bisa menguat tajam," lanjut Deddy.
Namun, pelaku pasar harus mewaspadai potensi kenaikan suku bunga karena The Fed ingin mengetatkan kebijakan moneter. Jika kenaikan suku bunga The Fed terealisasi, maka emas batangan kembali tertekan. Walhasil, kenaikan harga emas Antam tertahan.
Sementara jika suku bunga The Fed gagal terealisasi tahun ini, Deddy memprediksi, emas global melaju hingga US$ 1.400 per ons troi. Angka tersebut dapat mengangkat emas Antam ke posisi Rp 625.000-Rp 650.000 per gram.
Tapi dengan catatan nilai tukar rupiah stabil di rentang Rp 13.000-Rp 13.300 per dollar AS.
Waspadai FOMC
Sementara analis PT Cerdas Indonesia Berjangka Suluh Adil Wicaksono menjelaskan, penguatan harga emas Antam tidak signifikan lantaran terpengaruh kurs rupiah. Meski harga emas global melambung, rupiah justru menguat ke bawah Rp 13.100 per dollar AS, sehingga menahan kenaikan emas Antam.
Ditambah, potensi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini tetap ada. Jika suku bunga The Fed tidak naik bulan ini, pertemuan FOMC tetap jadi kunci. Jika tetap menaikan suku bunga di Desember, maka The Fed harus memberikan sinyal dan gambaran jelas soal suku bunga.
Dengan asumsi emas global ke US$ 1.365 per ons troi dan nilai tukar rupiah stabil antara Rp 13.200 - Rp 13.300 per dollar AS, Suluh meramal, harga emas Antam tertinggi di Rp 620.000 per gram.
Sedangkan harga buyback saat ini menarik lantaran di atas Rp 550.000 per gram. Angka ini sudah melebihi harga beli Antam akhir tahun lalu di Rp 545.000 per gram. "Bagi investor yang membeli di bawah buyback, tidak ada salahnya untuk menjual sebagian," jelas Suluh.
Deddy menyarankan, investor tetap menahan posisi hingga pengumuman notulensi FOMC. Sementara bagi yang ingin masuk, ada baiknya wait and see dahulu. Karena volatilitas harga emas spot tinggi dan bisa mempengaruhi emas Antam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News