| : WIB | INDIKATOR |

EMAS 2.164.000 41.000 1,93%
USD/IDR 16.730 100,00 0,60%
IDX 8.081 40,60 0,50%
KOMPAS100 1.123 5,49 0,49%
LQ45 806 2,02 0,25%
ISSI 281 1,96 0,70%
IDX30 422 -0,17 -0,04%
IDXHIDIV20 488 4,16 0,86%
IDX80 123 0,50 0,40%
IDXV30 133 1,26 0,96%
IDXQ30 135 0,85 0,63%

Harga Emas Antam Naik Rp 41.000 pada Selasa (23/9/2025), Begini Catatan Analis

Selasa, 23 September 2025 / 13:47 WIB

ILUSTRASI. Analis menyarankan investor tetap hold kepemilikan emas. Menurut analis, tidak bijak menjual ketika harga masih dalam tren reli. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz

Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 23 September 2025.

Mengutip situs resmi Logam Mulia Antam, harga emas pecahan 1 gram dipatok sebesar Rp 2.164.000. Harga ini naik Rp 41.000 dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya pada Senin (22/9/2025) yang berada di Rp 2.123.000 per gram.

Sementara itu, harga buyback emas Antam atau harga jual kembali ditetapkan sebesar Rp 2.011.000 per gram, juga naik Rp 41.000 dibandingkan posisi sehari sebelumnya di Rp 1.970.000 per gram.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan ada dua faktor yang mendorong penguatan harga emas Antam, yakni harga emas internasional yang terus mencetak rekor baru serta pelemahan rupiah ke level terendah sejak Mei.

Menurutnya, harga emas global saat ini sudah berada di kisaran target konsensus, yakni US$ 3.700–US$ 3.800 per ons troi. Namun, tak sedikit konsensus yang menaikkan target ke US$ 4.000, artinya masih ada potensi kenaikan sekitar 6%–7% dari level saat ini.

"Dengan asumsi kurs rupiah saat ini, maka harga emas Antam berpotensi mencapai Rp 2,3 juta di akhir tahun," kata Lukman kepada Kontan, Selasa (23/9/2025).

Ia menyarankan investor tetap hold kepemilikan emas. Menurutnya, tidak bijak menjual ketika harga masih dalam tren reli.

"Profit taking sebagian boleh saja dengan harapan kembali beli apabila harga terkoreksi. Namun, semuanya spekulatif, dengan reli yang solid ini justru menambahkan posisi dengan strategi dollar cost averaging," ujar Lukman.