Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) bersiap-siap memacu kapasitas produksi dari 17,1 juta ton menjadi 18,6 juta ton semen. Emiten saham produsen semen ini akan menaikkan kapasitas terpasang pabrik semen di Cirebon, Jawa Barat.
Produsen semen merek Tiga Roda ini berharap bisa menikmati hasil penambahan kapasitas produksi mulai awal tahun depan. Daniel Lavalle, Direktur Utama Indocement, mengatakan, sebenarnya kapasitas produksi terpasang saat ini sudah mencukupi pemenuhan permintaan semen Indocement dari domestik dan ekspor. "Kami baru menggunakan 65% dari total kapasitas produksi pabrik," katanya ke KONTAN, belum lama ini.
INTP sengaja mengerem produksi itu guna menyesuaikan permintaan. Beberapa waktu terakhir, permintaan semen sedang lesu. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, INTP menjual sekitar 6,1 juta ton, menyusut 17,5% ketimbang periode sama tahun lalu yang seberat 7,4 juta ton.
Laba bersih meroket
Toh, kelesuan pasar semen ini tak menyurutkan upayanya menaikkan kapasitas produksi, demi menjaga pangsa pasar. Saat ini, Indocement menguasai 30%-32% pasar semen di Tanah Air.
Arga Paradita Sutiono, Analis Asia Kapitalindo Securities, menilai tepat rencana INTP menaikkan kapasitas produksi. Dia memperkirakan, tahun depan permintaan semen akan meningkat 5%-8%. Pemicunya antara geliat bisnis properti. Guliran proyek infrastruktur pemerintah pun menaikkan permintaan.
Menurut Arga, rencana peningkatan produksi itu juga bertujuan menjaga pangsa pasar INTP di Kalimantan. Bersama Jawa, daerah itu merupakan pangsa pasar utama Indocement. "Permintaan semen di Kalimantan setiap tahun selalu naik 14%, berbeda dengan di Jawa yang sudah jenuh," ujarnya, kemarin.
Proyeksi pertumbuhan permintaan semen, jelas menjadi berkah bagi Indocement. Belum lagi, industri semen tahun ini mendapat berkah dari kenaikan harga semen. Arga memprediksi, harga semen naik antara 13% hingga 18% hingga akhir tahun nanti.
Arga pun meyakini, tahun ini, pendapatan INTP akan naik 22,7% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 12 triliun. Sedangkan laba bersihnya berpeluang tumbuh 20% menjadi Rp 2,1 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Sonny John, juga mengatakan hal senada. Peningkatan kapasitas produksi semen merupakan langkah yang bagus. Apalagi, permintaan semen tahun depan pun berpeluang naik 5% ketimbang kebutuhan sekarang.
Sonny bilang, tahun ini INTP mendapatkan keuntungan dari kenaikan 16% harga jual semen. Penurunan ekspor semen juga berdampak positif bagi perusahaan. Sebab, harga jual semen ke pasar ekspor saat ini lebih rendah ketimbang di pasar domestik.
Tak hanya itu, INTP juga bisa mengirit ongkos produksi karena harga bahan bakar minyak (BBM) pun rendah. "Makanya, laba bersihnya pada September 2009 naik 52% menjadi Rp 1,86 triliun," imbuh Sonny.
Di sisi lain, tak ada lagi perang harga antarprodusen semen pada tahun ini. Sebab, kapasitas produksi semen secara nasional kian terbatas.
Sonny memperkirakan, INTP akan lebih banyak mengguyur pasar semen di Jawa. Meski pertumbuhan semen di Jawa sangat minim, volume permintaan semen masih lebih tinggi ketimbang Luar Jawa.
Hitungan Sonny, tahun sekarang INTP bisa meraup laba bersih Rp 2,6 triliun, naik 48,5% dari Rp 1,75 triliun pada akhir tahun lalu. Pendapatannya mungkin bisa naik 11,5% menjadi Rp 10,9 triliun.
Alhasil, dia merekomendasikan beli saham INTP dengan target harga Rp 13.000 per saham. Rekomendasi serupa disorongkan Arga dengan target Rp 14.200 per saham. Pada penutupan pasar kemarin, harga saham INTP naik 1,3% dan berakhir Rp 11.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News