kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga CPO tergelincir


Rabu, 17 April 2013 / 07:40 WIB
Harga CPO tergelincir
ILUSTRASI. Pekerja menggunakan alat berat untuk memindahkan tumpukan pupuk di pabrik pengantongan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil  (CPO) bakal terseret pelemahan harga minyak mentah. Pasar berspekulasi, penurunan harga minyak akan menurunkan permintaan CPO sebagai bahan baku bahan bakar nabati (biofuel).

Harga CPO untuk kontrak pengiriman Juni di Bursa Malaysia, kemarin (16/4) pukul 17.00 WIB, rebound tipis sebesar 0,17% menjadi RM 2.297 per ton dibanding sehari sebelumnya. Di perdagangan intraday, harga terendah CPO mencapai RM 2.293 per ton.

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures mengatakan, kenaikan harga CPO saat ini hanya rebound teknikal lantaran harga sudah jatuh terlampau dalam. Biasanya, harga komoditas ini akan masuk ke dalam fase konsolidasi terlebih dahulu, sembari menanti adanya informasi lebih lanjut.

Peran minyak mentah masih sangat vital dalam proses produksi dan distribusi. "Di saat harga minyak mentah rendah, minat terhadap biofuel otomatis berkurang," ujar Ariana. Kemarin, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pukul 17.00 WIB, terkoreksi 0,52% menjadi US$ 88,25 per barel.

Sepi sentimen positif

Indikasi perlambatan ekonomi China sampai saat ini juga masih berpengaruh terhadap pergerakan harga CPO. Biro Stastistik China menyebutkan, pertumbuhan ekonomi China di kuartal I sebesar 7,7%,  lebih rendah dari pertumbuhan di kuartal-IV 2012 yang sebesar 7,9%.

CPO juga tertekan oleh data Intertek yang menyatakan ekspor CPO di Malaysia selama 15 hari pertama di April turun 4% menjadi 648.275 ton dibanding periode yang sama pada Maret.     

Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia menambahkan, stok CPO Malaysia dan Indonesia tampaknya masih cukup tinggi. Ini tidak
diimbangi oleh sinyal kenaikan permintaan, baik dari India maupun China.    

Secara teknikal, Ariana melihat, sinyal bearish masih cukup kuat. Indikator guppy multiple moving average (GMMA) yang diwakili oleh exponential moving average (EMA) jangka pendek dan jangka panjang, belum membuka celah penguatan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area negatif, dengan pergerakan flat. Indikator stochastic sudah melewati titik oversold 20, namun belum menunjukkan tanda-tanda pergerakan naik.    

Sampai akhir pekan ini, Ariana memperkirakan, harga CPO bakal melemah terbatas di kisaran RM 2.247– RM 2.322 per metrik ton. Proyeksi Juni, harga CPO akan tertekan di rentang RM 2.100–RM 2.495 per metrik ton.      n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×