kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi turun usai pembatasan kegiatan, harga CPO sentuh level tertinggi


Rabu, 28 Juli 2021 / 16:23 WIB
Produksi turun usai pembatasan kegiatan, harga CPO sentuh level tertinggi
ILUSTRASI. Harga CPO meroket ke level tertinggi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit terus menguat dan sentuh rekor harga tertinggi. Kenaikan harga CPO didorong oleh penurunan  produksi CPO di Indonesia dan Malaysia akibat kegiatan ekonomi yang kembali dibatasi. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (28/7), harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2021 di Malaysia Derivates Exchange turun 1,88% ke RM 4.331 per ton. Koreksi harga terjadi setelah di hari sebelumnya, CPO menyentuh harga rekor tertingginya di RM 4.422 per ton. 

Ibrahim Assuabi, Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan, pembatasan kegiatan ekonomi di Indonesia dan Malaysia karena kasus positif yang melonjak membuat produksi CPO menurun. Sementara, permintaan CPO terus meningkat dan akhirnya membuat harga CPO terus naik. 

"Lockdown di Indonesia dan Malaysia membuat pengusaha perkebunan CPO harus mengalami penurunan produksi sementara permintaan CPO sedang tinggi," jelas dia, hari ini. 

Mengutip Reuters, permintaan CPO masih cukup tinggi. Hal ini terlihat dari ekspor Malaysia sepanjang semester I-2021 yang naik 3,8% menjadi 682.426 ton.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis, didorong penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar AS

Di satu sisi, Ibrahim mengamati, lockdown yang terjadi membuat masyarakat harus beraktivitas di rumah, juga meningkatkan kebutuhan terhadap produk turunan CPO. 

Pasokan CPO di pasar global juga cenderung menipis, seiring kebutuhan Indonesia melakukan produksi biodiesel (B30). Ibrahim bilang, kebutuhan B30 di Indonesia bisa memakan 30% dari pasokan CPO secara global. Alhasil, ekspor CPO dari Indonesia pun berkurang. 

Jika pandemi belum juga mereda dan Indonesia serta Malaysia tidak kunjung memperlonggar pembatasan, Ibrahim memproyeksikan harga CPO berpotensi tembus RM 5.000 per ton. 

Dia pun memproyeksikan harga CPO turun bila Indonesia dan Malaysia kembali membuka kegiatan ekonomi mereka.

Selanjutnya: Pemerintah tengah mengevaluasi aturan moratorium perkebunan kelapa sawit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×