Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR. Harga kontrak crude palm oil (CPO) menanjak untuk pertama kalinya dalam empat sesi transaksi perdagangan. Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran April naik sebesar 1,5% menjadi 2.519 ringgit atau US$ 813 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada penutupan sesi I, kontrak yang sama berakhir di posisi 2.483 ringgit. Ini merupakan level penutupan harga terendah untuk kontrak teraktif sejak 29 Januari lalu.
Kenaikan kontrak CPO berdasarkan spekulasi bahwa eksportir CPO Malaysia akan meningkatkan pengiriman CPO-nya pada bulan ini sebelum pemerintah menerapkan kenaikan pajak pada bulan Maret. Tujuannya tak lain untuk memangkas cadangan CPO yang mendekati rekor di negara produsen CPO kedua terbesar di dunia itu.
Asal tahu saja, pajak ekspor CPO Malaysia akan naik menjadi 4,5% pada bulan Maret setelah dua bulan sebelumnya (Januari dan Februari) ditetapkan sebesar nol persen. Meski demikian, angka pajak tersebut masih lebih rendah ketimbang yang ditetapkan pemerintah Indonesia pada bulan ini sebesar 9%.
"Sepertinya, para eksportir CPO Malaysia akan mengirimkan lebih banyak CPO untuk mengambil keuntungan dari penetapan pajak nol persen saat ini," jelas Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte di Singapura.
Sementara itu, Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd menilai, tingginya tingkat ekspor pada bulan ini akan mampu menurunkan cadangan CPO Malaysia. Catatan saja, cadangan CPO Malaysia pada bulan Januari lalu turun 1,9% menjadi 2,58 juta ton dari level tertinggi sebesar 2,63 juta ton pada Desember lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News