Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) masih dalam tren bullish. Mengutip Bloomberg, Jumat lalu (16/12), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2017 di Malaysia Derivative Exchange sebesar RM 3.161 per metrik ton, atau setara US$ 706,21 per metrik ton. Bila dihitung dalam sepekan, harga sudah terbang 3,74%.
Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menuturkan, harga CPO cenderung sedikit terkoreksi setelah menyentuh level tertingginya sejak 2014 di RM 3.185 per metrik ton.
Dalam jangka pendek, harga masih akan terkoreksi. Apalagi, bukan cuma sentimen positif yang menyelimuti harga CPO saat ini. "Fundamental CPO memang masih bullish, tapi terjadi tarik menarik katalis positif dan negatif," jelas Ariston.
Ada beberapa hal yang berpotensi menahan kenaikan harga komoditas perkebunan ini. Pertama, harga CPO sudah naik cukup tinggi.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menyebut, kenaikan harga akan menimbulkan aksi profit taking. Kedua, saat ini permintaan CPO global cenderung turun. Solvent Extractors' Association of India melaporkan impor CPO India di November 2016 turun 8,3% menjadi 801.311 per metrik ton.
Sekadar mengingatkan, India adalah salah satu importir CPO terbesar di dunia. Tapi faktor negatif ini sifatnya sementara. Analis meyakini menjelang Hari Raya Imlek tahun depan permintaan CPO akan kembali naik.
"Sampai awal 2017 peluang harga CPO bertahan di atas RM 3.000 per metrik ton tetap ada," imbuh Wahyu.
Selain itu, meski permintaan dari India turun, secara umum permintaan CPO masih cukup baik. Asal tahu saja, ekspor CPO Indonesia di Oktober 2016 justru terbang ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir, yakni 2,41 juta metrik ton, naik 39% dari bulan sebelumnya.
Pasokan ketat
Meski begitu, fundamental CPO juga tengah dibanjiri sentimen positif. Pertama, nilai tukar ringgit Malaysia cenderung melemah karena dollar AS menguat pasca kenaikan bunga The Fed. Pelemahan kurs ringgit ini menguntungkan CPO.
Kedua, ada proyeksi pasokan CPO, terutama dari Malaysia bakal semakin ketat. Dari laporan Malaysia Palm Oil Board (MPOB), produksi CPO Malaysia di November 2016 merosot 6,1% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta metrik ton.
Wahyu menyebut, sepanjang sisa tahun ini tren harga CPO masih akan positif, meski terkadang diwarnai koreksi harga jangka pendek. "Bahkan bukan tidak mungkin harga CPO mencapai RM 3.400 per metrik ton jika berkaca dari permintaan di akhir dan awal tahun yang tinggi, karena memasuki musim dingin," ungkap Wahyu.
Tim riset CIMB juga memprediksi harga CPO sepanjang Desember 2016 akan ada di kisaran RM 2.800–3.200 per metrik ton. Ini dengan asumsi produksi CPO turun.
Dari sisi teknikal harian, harga CPO bergerak di atas MA 50, 100 dan 200, mendukung kenaikan berlanjut. Garis MACD di area positif 82 berpola uptrend. Hal ini sejalan dengan RSI level 64% yang juga mengindikasikan penguatan. Tapi stochastic di 82% sudah masuk area overbought, bisa memicu koreksi.
Karena itu Ariston memprediksi harga CPO hari ini (19/12) akan bergulir di rentang RM 3.050–RM 3.200 per metrik ton. Sedangkan Wahyu menganalisa dalam sepekan ke depan harga CPO akan bergerak di kisaran RM 3.000–RM 3.400 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News