Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) bertengger di level tertinggi sejak September 2012. Kemarin, harga CPO untuk pengiriman Mei 2014 naik 1,2% dibanding hari sebelumnya menjadi RM 2.714 atau setara US$ 822,29 per metrik ton (MT). Ini untuk pertama kalinya CPO sentuh level RM 2.700 dalam 17 bulan terakhir.
Harga minyak sawit terkerek akibat spekulasi Indonesia akan menggunakan lebih banyak CPO untuk bahan baku biodiesel. Perusahaan minyak BUMN Indonesia, PT Pertamina dipastikan mendapat pasokan 2,4 juta kiloliter biodiesel. Artinya, akan ada kebutuhan minyak sawit yang besar untuk campuran biodiesel.
Selain itu, pengiriman ekspor minyak sawit dari Malaysia dalam 15 hari pertama bulan Februari naik 32% menjadi 606.190 ton. “Kabar permintaan biodiesel Indonesia dan ekspor dari Malaysia sangat bagus bagi pasar. Kenaikan harga kedelai juga mendorong kenaikan CPO lebih lanjut,” kata Gnanasekar Thiagarajan, kepala strategi perdagangan di Kaleesuwari Intercontinental, seperti dikutip dari Bloomberg.
Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menjelaskan, kenaikan ekspor CPO Malaysia memberikan sinyal masih tingginya permintaan.
Di sisi lain, nilai tukar ringgit dan rupiah yang kembali melemah dapat mengembalikan optimisme investor terhadap outlook ekspor CPO dari kedua negara produsen terbesar CPO tersebut.
Analis MNC Securities, Dian Agustina menambahkan, reli harga minyak sawit tertopang produksi yang semakin berkurang. Padahal, permintaan masih cukup tangguh, sehingga mengangkat harga minyak nabati ini. “Meskipun Imlek sudah berlalu, namun permintaan dari China dan India masih cukup besar,” ungkapnya.
Lanjut reli
Makanya, Dian memprediksi, harga minyak sawit masih akan melanjutkan reli menuju target ressistance di level RM 2.800 per MT.
Secara teknikal, Zulfirman bilang, indikator stochastic yang berada di area jenuh beli (overbought) dapat memberikan ruang profit taking pasca reli tajamnya belakangan ini. Potensi penurunan masih bersifat sementara, dan terbatas hingga RM 2.595 per MT.
Sentimen bullish masih ada seiring harga CPO masih diperdagangkan di atas moving average (MA) 50, MA 100, MA 200. Lalu, indikator moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) masih menanjak. "Harga CPO perlu mencatatkan level penutupan harian di atas RM 2.690 untuk melanjutkan reli. Kegagalan dapat memicu aksi profit taking," jelas Zulfirman.
Prediksi Zulfirman, hari ini (19/2), harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.670-RM RM 2.730 per MT. Adapun, sepanjang kuartal I-2014, Dian menduga, harga CPO akan bergulir antara RM 2.682-RM 2.800 per MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News