kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga CPO diramal menguat di kuartal ketiga


Rabu, 31 Juli 2019 / 21:28 WIB
Harga CPO diramal menguat di kuartal ketiga


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga crude palm oil (CPO) kembali terjadi. Saat ini, harga CPO untuk kontrak hingga Oktober 2019 berada di level US$ 500,53 per ton. Di Bursa Malaysia, harga CPO saat ini sudah ada di level RM 2.061 per ton. Harga CPO saat ini dinilai masih akan mampu menguat.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa harga CPO saat ini tergolong bagus. Hal ini karena Ibrahim menilai prospek penjualan kelapa sawit di India ke depan akan naik.

Baca Juga: Analis: Kinerja oke, saham Indofood (INDF) & Indofood CBP (ICBP) maintain buy

Ibrahim juga berpendapat ekspor CPO Indonesia ke India di kuartal ketiga akan meningkat. Alasannya kondisi politik India sudah kondusif setelah pemilihan perdana menteri dan adanya peningkatan kebutuhan di India. "India agak lebih getol impor CPO dari Indonesia," tutur Ibrahim.

Selain itu, Ibrahim juga menyebut faktor perang dagang turut mendorong peningkatan harga CPO. Dia menilai jika pertemuan antara AS dan Tiongkok yang terjadi awal pekan ini menghasilkan hasil yang positif akan mengangkat sentimen positif bagi harga CPO.

Baca Juga: Kadin dan pemerintah akan kawal pasar sawit di Uni Eropa

"Kalau seandainya dari pertemuan dua hari tersebut memberikan harapan untuk persetujuan, hal ini mengindikasikan bahwa impor kedelai Tiongkok dari AS akan meningkat. Peningkatan impor ini akan mengangkat harga CPO," jelas Ibrahim.

Hanya saja, Ibrahim menilai penguatan harga CPO akan sedikit terhambat oleh beberapa kasus. Salah satunya, permasalahan sawit di biodiesel yang ditahan di Uni Eropa. Hal ini menyebabkan laju penguatan harga CPO di Indonesia tertahan.

"CPO di Indonesia ini kan hampir 20% untuk biodiesel. Ekspor biodiesel kemungkinan besar akan tertahan karena terkena biaya impor sebesar 3%-8%," jelas Ibrahim.

Baca Juga: Hingga Mei 2019, ekspor CPO dan PKO ke Uni Eropa capai 13 juta ton

Ibrahim optimis CPO akan lebih baik di semester dua ini khususnya di kuartal III. Menurutnya, harga CPO akan bertahan di 2000 ringgit Malaysia. Hal ini karena kebutuhan CPO ini tinggi untuk beberapa negara, seperti India, Jepang, dan Korea Selatan.

Hingga akhir tahun, Ibrahim memprediksi harga CPO bisa mencapai RM 2.200. Sedangkan dalam jangka pendek, Ibrahim menilai harga CPO tetap akan menguat di level RM 2.040-RM 2.110 pada akhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×