Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BRI Danareksa Sekuritas memprediksi, tahun 2022 menjadi tahun yang sangat bullish bagi saham sektor perkebunan. Belum lama ini, harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sempat tembus ke level RM 7.500 per ton.
Berdasarkan situs web Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO kontrak pengiriman Mei 2022 berada di level RM 6.710 per ton per 3 Maret 2022 pukul 05:31 PM. Harga tersebut sudah meningkat 43% dibanding akhir tahun 2021 yang sebesar RM 4.697 per ton.
Merujuk riset tanggal 1 Maret 2022, Analis BRI Danareksa Sekuritas Andreas Kenny mengatakan, peningkatan harga CPO didorong oleh hasil kedelai yang lebih rendah di Amerika Selatan dan meroketnya harga minyak mentah.
Sebagaimana diketahui, CPO merupakan substiusi minyak kedelai sehingga terbatasnya pasokan kedelai akan meningkatkan permintaan CPO yang pada akhirnya dapat menaikkan harganya.
Baca Juga: Melihat Prospek Saham SMRA Sejalan Insentif Pajak Properti yang Diperpanjang
Konflik Rusia dan Ukraina juga berpotensi makin menekan suplai minyak mentah. Jika terjadi perang besar-besaran, banyak ahli memprediksi bahwa harga minyak mentah dapat mencapai US$ 120-US$ 150 per barel.
Ditambah lagi, perang akan menghambat pengiriman bunga matahari dari Ukraina sebagai produsen nomor dua di dunia sehingga akan semakin meningkatkan harga minyak mentah.
"Kami melihat bahwa harga rata-rata harga CPO yang sebesar RM 5.000 per ton masih konservatif. Jadi, kami menerapkan harga rata-rata sebagai dasar untuk perkiraan kami yang direvisi yang mengarah ke pendapatan bersih yang tinggi sepanjang masa dari 46,2% menjadi 136,6% pertumbuhan year on year di 2022," kata Andreas.
Sejalan dengan perkiraan harga rata-rata yang sebesar RM 5.000 per ton, emiten-emiten yang berada dalam coverage Andreas berpotensi mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih lebih dari 45% yoy.
Target harga yang ditetapkan juga meningkat, yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp 1.000 per saham, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) naik Rp 100 per saham, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik Rp 200 per saham.
Baca Juga: Analis Samuel Sekuritas Rekomendasikan Beli Saham PTBA, Ini Alasannya
Menurut Andreas, keuntungan akan digunakan untuk membayar utang dan dividen seiring dengan ekspansi yang terbatas. Alhasil, belanja modal diprediksi akan relatif teratur.
Selanjutnya, utang emiten juga akan mendekati negatif. "Dengan demikian, investor dapat mengharapkan sektor perkebunan akan berubah menjadi salah satu yang menghasilkan dividen tinggi," ucap Andreas.
Andreas merekomendasikan buy empat saham perkebunan yang ada dalam coverage-nya, yaitu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dengan target harga Rp 1.000 per saham, LSIP Rp 2.200, AALI Rp 20.000, dan SSMS Rp 2.100 per saham. Per Rabu (2/3), DSNG berada di level Rp 740 per saham, LSIP Rp 1.515, AALI Rp 12.300, dan SSMS Rp 1.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News