Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin (BTC) naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun pada Selasa (24/10) pagi. Bahkan, harga bitcoin telah mencapai di atas US$ 35.000 (Rp 555 juta), level yang belum pernah terlihat sejak Mei 2022. Hal ini membuat kenaikan year-to-date (YtD) bitcoin tembus lebih dari 110%.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur melihat, pencapaian harga tertinggi tahun ini (ATH) sebesar US$ 35.193 (Rp 558 juta) oleh bitcoin memberi sinyal bahwa kripto ini masih memiliki potensi untuk menguat lebih lanjut. Menurutnya, harga bitcoin terus bergerak dengan volatilitas yang signifikan.
Saat ini, support bitcoin tercatat sebesar US$ 30.000 dengan resistance US$ 35.800. "Pada saat ini, US$ 30.000 yang sebelumnya berperan sebagai level resistance, telah beralih fungsi menjadi support psikologis. Ini adalah indikasi kuat bahwa ada minat pembeli yang kuat di level ini," kata Fyqieh dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/10).
Menurut Fyqieh, harga bitcoin akan menghadapi beberapa tantangan saat mendekati US$ 35.000-US$ 36.000. Akan tetapi, jika berhasil melewati level tersebut, maka itu bisa menjadi tanda positif untuk penguatan lebih lanjut.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Bangun! Harga Bitcoin Menuju US$ 135.000, Emas Bakal Terbang
Fyqieh mengungkapkan, penguatan pasar kripto dan bitcoin saat ini didorong oleh pemberitaan media mengenai Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang tidak akan membantah keputusan yang mendukung Grayscale Investments yang secara keliru menolak permohonannya untuk ETF Bitcoin. Pengadilan AS juga telah mengizinkan perusahaan untuk melanjutkan permohonan ETF Bitcoin Spot dan mengirimkan permohonan kembali ke SEC.
Kemudian, berita mengenai ETF Bitcoin dari BlackRock muncul di situs Depository Trust & Clearing Corp. "Harus diingat bahwa kemunculan berita ini di halaman tersebut tidak berarti bahwa ETF tersebut telah disetujui. Namun, fakta bahwa BlackRock telah mencapai tahap ini dalam persiapannya tentu saja mencerminkan tingkat optimisme yang signifikan,” terangnya.
Lebih lanjut, Fyqieh menilai sentimen pelaku pasar masih tetap optimistis. Fear & Greed Index melonjak tinggi di angka 66/100, memasuki zona Greed. Terakhir kali posisi tersebut terjadi pada awal tahun 2023.
Hal ini menunjukkan bahwa investor dan trader di pasar kripto saat ini semakin cenderung untuk mengambil risiko dan mencari keuntungan lebih besar. Zona Greed pada Fear & Greed Index mengindikasikan tingkat kepercayaan yang tinggi dan keyakinan bahwa harga bitcoin masih memiliki potensi kenaikan yang signifikan.
Namun, perlu diingat bahwa pasar kripto tetap sangat volatile dan sentimen pasar dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu, para pelaku pasar tetap disarankan untuk mengikuti perkembangan dengan cermat dan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melesat Ke Level Tertinggi Sejak Mei 2022
Selain level support dan resistance yang menjadi pemandu dalam pergerakan harga BTC, investor juga dapat melihat indikator teknis yang memberikan wawasan lebih lanjut. Indikator Stochastic, sebagai salah satu indikator momentum, saat ini menunjukkan bahwa bitcoin telah memasuki area overbought.
Hal ini mengindikasikan bahwa aset ini mungkin sedang dalam kondisi overvalued. Akan tetapi, perlu diingat bahwa overbought bisa bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama dalam tren yang kuat.
MACD histogram bar juga menunjukkan momentum bullish yang berarti bahwa tren positif bitcoin masih berlanjut. Ini adalah sinyal positif bagi para pemegang bitcoin dan para trader yang berpartisipasi dalam pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News