Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang kripto bitcoin (BTC) akhir-akhir ini kembali menyentuh level tertinggi sepanjang masa. Pada Rabu (14/4), merujuk pada data investing, titik tertinggi bitcoin berada di angka US$ 64.557 per BTC. Ini merupakan titik tertingginya setelah di bulan lalu mencapai titik US$ 60.000 per BTC.
Menurut Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin, kenaikan harga bitcoin tidak lepas karena euforia yang terjadi belakangan ini dimana emas digital menjadi pesaing emas asli.
“Hal ini terlihat dari beberapa laporan salah satunya dari JP Morgan yang mencatatkan capital outflow dari ETF emas sebesar 20 miliar dolar, masuk ke Bitcoin sebesar 7 miliar dolar,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (15/4).
Menurut Co-founder Cryptowatch dan pengelola Youtube Duit Pintar Christoper Tahir, kenaikan harga bitcoin saat ini murni karena naiknya permintaan karena pembelian yang dilakukan institusi.
Baca Juga: Hati-hati, sejarah fluktuasi bitcoin harus diwaspadai setelah sentuh rekor tertinggi
Ia juga melihat dari data blockchain, outflow dana dari exchange ke dompet pribadi yang dapat menjadi indikasi bahwa banyak yang berencana untuk menyimpannya secara jangka panjang.
“Saat ini masih sentimen dari pembelian institusi yg masih menjadi katalis utama ditambah lagi adanya pencetakan uang di AS juga bisa menjadi katalis tambahan,” kata Christoper.
Fenomena kenaikan ini dinilai Nanang sebagai pengaruh investor milenial yang kini berperan penting terutama setelah salah satu marketplace kripto terbesar, Coinbase sudah resmi melantai di bursa saham AS di hari Rabu (14/4). Melantainya Coinbase ini dianggap sebagai salah satu sentimen positif yang menaikan harga bitcoin.
Fluktuasi harga bitcoin dianggap memberikan daya tarik tersendiri, terutama bagi kalangan investor yang ingin mendapatkan gain lebih cepat.
Akan tetapi, Nanang berpendapat bahwa masih perlu adanya kewaspadaan, hal ini karena dengan fluktuasi yang besar, maka kerugian yang didapat juga akan besar pula.
Tren kenaikan di tahun ini pada bitcoin menurut Nanang pasca Tesla berinvestasi pada bitcoin yang sekaligus menerapkan transaksi pemebelian unit Tesla dengan Bitcoin yang membuat keyakinan investor bertambah.
Nanang memperkirakan bitcoin di semester pertama bisa menjadi US$ 70.000 per BTC. Karena ia melihat maraknya pembelian bitcoin di pasar global bahkan domestik.
“Sehingga peningkatan permintaan Bitcoin hingga semester pertama akan hingga akhir tahun akan terus menguat,” kata Nanang.
Baca Juga: Bitcoin, Ethereum dan Dogecoin kompak menguat, ini penyebabnya
Serupa, menurut Christoper untuk semester pertama bitcoin akan berada di angka US$ 70.000 per BTC, sedangkan untuk akhir tahun ia memperkitakan akan berada di angka US$ 100.000 per BTC.
Pelaku pasar saat ini menurut Christoper sedang berada di mencari titik keseimbangan, sementara sehingga berpotensi terkoreksi sedikit sebelum melanjutkan kenaikannya lagi.
Yang perlu diperhatikan investor saat ini adalah fluktuasi bitcoin yang dapat turun signifikan, Nanang melihat faktor risiko tersebut dari sejarah awal mula bitcoin yang mengalami pasang surut, walaupun sekarang berada di rekor tertinggi, tetapi sejarah mencatat sebelumnya hal tersebut juga diikuti dengan penurunan yang drastis.
Selanjutnya: Bitcoin menembus US$ 60.000 karena persediaan yang terbatas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News