Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin kembali menembus level US$ 51.000 pada Senin (27/12), setelah sempat jatuh ke bawah US$ 50.000 per barel.
Sebelumnya, banyak analis optimistis harga Bitcoin bisa menyentuh US$ 100.000 sebelum akhir tahun 2021. Tapi, itu tampaknya tidak mungkin.
Mengacu data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada pukul 12.00 WIB ada di US$ 51.028,63 atau naik 2,27% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Tahun ini, harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di US$ 68.789,63 yang tercipta pada 10 November lalu.
Meski begitu, sejumlah analis masih optimistis, Bitcoin masih berada di jalur untuk melampaui harga US$ 100.000, dan itu akan terjadi di 2022.
Analis kripto pseudonim pemilik akun DecodeJar di Twitter masih melihat Bitcoin bakal melampaui titik harga US$ 100.000 dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Jack Dorsey dan Elon Musk Cemas Soal Web3, Sedang Hangat di Dunia Kripto
Bahkan, DecodeJar memproyeksikan, Bitcoin bisa mencapai "target harga konservatif" US$ 190.233 pada 7 Juni tahun depan, berdasarkan ekstensi Elliot Wave dan level retracement Fibonacci.
“Proyeksi harga dan waktu di masa depan hanyalah panduan, tetapi menggabungkan kisaran ini dengan indikator lain saat kita semakin dekat, bisa memungkinkan jalan keluar yang bersih di dekat puncak,” kata DecodeJar.
"Saya lebih menyukai ujung skala yang lebih konservatif US$ 190.000," imbuhnya, seperti dikutip CoinTelegraph.
Sementara David Lifchitz, Managing Partner dan Chief Investment Officer ExoAlpha, mengatakan, kripto akan tetap ada pada 2022. Dalam arti, “pemerintah tidak akan melarang kripto”.
Sebaliknya, “Pemerintah sebaiknya mengatur untuk menjaga kripto vs mata uang fiat dan juga melihat kripto sebagai sumber pendapatan kena pajak untuk mengisi pundi-pundi pemerintah,” ujarnya, seperti dilansir CoinTelegraph.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News