kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga BBRM tak bergerak dari harga IPO


Kamis, 10 Januari 2013 / 06:03 WIB
Harga BBRM tak bergerak dari harga IPO
ILUSTRASI. Jumlah player PUBG: New State yang telah pre-register tembus 40 juta, kapan rilis?


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Bina Buana Tbk (BBRM) resmi menjadi emiten pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Tapi, harga BBRM ternyata tak mampu menanjak pada debut pertamanya. Saham BBRM terlihat stagnan dan ditutup di harga perdana di level Rp 230 per saham.

Padahal saat pembukaan, BBRM sempat dibuka naik 8% menjadi Rp 250. Saham BBRM juga sempat menguat ke level tertinggi Rp 280 per saham.
BBRM melepas 600 juta saham atau sebesar 24,3% dari jumlah seluruh modal disetor setelah initial public offering (IPO). BBRM meraih dana Rp 138 miliar.

Dana tersebut sekitar 42% digunakan membiayai pembelian dua unit kapal penunjang lepas pantai (AHTS). Lalu 51% dana IPO digunakan untuk membayar 30% dari nilai pokok dan bunga dari obligasi konversi I yang diterbitkan BBRM. Sedangkan, sisanya sekitar 7% untuk modal kerja.

BBRM memiliki dua obligasi konversi. Obligasi konversi I senilai US$ 17 juta dan obligasi konversi II senilai US$ 20 juta. "Untuk obligasi konversi II akan 100% dikonversikan ke saham," kata Presiden Direktur BBRM, Loa Siong Bun, Rabu (9/1).

Loa mengatakan, saat ini sekitar 70% dari pendapatan perseroan didapat dari operasionalisasi kapal tunda dan kapal tongkang. Sedangkan sisanya, 30% berasal dari operasional armada penunjang lepas pantai untuk industri minyak dan gas.

Saat ini, perusahaan ini mempunyai 35 kapal tunda dan tongkang dan kapal AHTS sebanyak tiga unit. "Kebutuhan dana untuk membeli dua kapal AHTS lagi sebesar US$ 20 juta - US$ 23 juta," ujar dia. Loa masih belum mengatakan lebih lanjut soal ekspansi dan target kinerja tahun ini.

Belakangan ini, emiten pelayaran memang banyak yang mengalami rugi dan dipertanyakan prospek ke depannya. Direktur Utama BEI, Ito Warsito menampik hal tersebut dan melihat prospek industri pelayaran di Indonesia akan terus berkembang. "Tidak ada yang bisa menggantikan industri pelayaran. Industri ini tidak akan pernah mati karena tidak ada penggantinya," kata dia.

Hingga kuartal III nanti, ada sekitar 8 emiten yang akan melantai di BEI. Ito yakin, target IPO 30 emiten tahun ini bisa tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×