Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Laju harga batubara kian tak terbendung. Dalam sepekan terakhir, harga batubara sudah melambung lebih dari 10%.
Mengutip Bloomberg, Selasa (4/10) harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2016 di ICE Futures Exchange melesat 2,52% di level US$ 83,15 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Jika dikalkulasikan, harga batubara sudah melambung 11,53% dalam sepekan terakhir.
Menurut Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka, harga batubara akan tetap naik dalam perdagangan Kamis (6/10). Terbaru produksi batubara India September 2016 turun 5,2% menjadi 35,24 juta ton dibanding September 2015 lalu. Padahal ditargetkan produksi batubara India September 2016 bisa mencapai 41,5 juta ton.
Kekuatan fundamental batubara didukung oleh kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah semakin dekat dengan level US$ 50 per barel. Sehingga katalis yang datang dari penguatan USD dan liburnya perdagangan China seolah terabaikan.
“Belum lagi dari dalam negeri, pemerintah Indonesia berencana menggenjot pembangunan pembangkit listrik yang tentunya bisa meningkatkan permintaan batubara,” kata Ibrahim. Jejeran katalis positif ini diprediksi bisa melambungkan harga batubara hingga level US$ 85 per metrik ton di akhir pekan nanti.
Memandang sampai akhir tahun 2016 nanti, Ibrahim masih optimis tren bullish harga batubara akan terjaga. Dukungan terkuat jelas datang dari produksi yang mengempis signifikan. Sepanjang periode Januari – Agustus 2016 saja produksi China turun 10%.
Akibat penurunan yang tajam ini, pemerintah China bahkan mendorong dan mengizinkan beberapa tambang batubara untuk kembali menggenjot produksinya sekitar 500.000 ton per hari sepanjang September 2016 lalu. Bahkan saat ini direncanakan izin peningkatan produksi bisa naik lagi menjadi 1 juta ton per hari demi menutupi keringnya pasokan batubara global.
Menanggapi hal ini, analis Citigroup Jack Sheng melaporkan bisa saja ada tambahan produksi sekitar 1,4 juta ton per hari ke pasar global. Sehingga akan membuat pergerakan harga batubara cenderung lebih normal. “Tapi kans menjaga tren bullish tetap ada," kata Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News