kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga batubara masih melaju, waspada penurunan di kuartal keempat 2021


Senin, 30 Agustus 2021 / 20:49 WIB
Harga batubara masih melaju, waspada penurunan di kuartal keempat 2021
ILUSTRASI. Jumat (27/8), harga batubara ICE Newcastle kontrak September berada di angka US$ 171 per ton.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih berada di level harga tertingginya sepanjang masa. Di penutupan pasar Jumat (27/8), harga batubara ICE Newcastle kontrak September berada di angka US$ 171 per ton. Angka harga batubara ini terus naik sejak akhir tahun lalu.

Founder Traderindo.com Wahyu Laksono, memandang penawaran dan permintaan masih menjadi penggerak utama kenaikan harga batubara yang sudah berlangsung sepanjang tahun ini. Gangguan pasokan dan permintaan listrik di China yang meningkat masih mendorong pasar batubara termal.

Kekeringan awal tahun ini di China selatan menyebabkan kapasitas pembangkit listrik tenaga air tak beroperasi penuh. Hal ini turut menjadikan batubara sebagai komoditas berkinerja terbaik di tahun ini.

Baca Juga: Ada potensi hilang pendapatan dari PLTS Atap, begini strategi PLN menjaga kinerja

Wahyu menambahkan, cuaca yang buruk di dua produsen batubara seperti La Nina di Indonesia dan kebakaran hutan di Australia memberikan dampak yang besar bagi batubara. Hal ini juga ditambah oleh berlanjutnya kasus Covid-19 yang memberikan dampak jangka pendek di pasar lalu lintas laut.

Dengan nilai tukar dolar AS yang masih belum menguat, dia menaksir harga komoditas masih memiliki potensi menguat. Selain itu, kondisi makroekonomi global masih memberikan tenaga bagi komoditas. Hal ini terutama setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang belum memberikan lini waktu yang jelas mengenai tapering.

Wahyu melihat, Powell masih akan menunggu data ketenagakerjaan karena pandemi masih mengancam. “Jadi wajar coal belum bisa digoyang oleh sentimen dolar AS,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Kenaikan harga batubara global dongkrak kinerja Harapan Duta Pertiwi (HOPE)

Dia menambahkan, perselisihan China-Australia mengenai impor batubara sejak akhir tahun lalu masih mengangkat harga batubara saat ini. Dalam jangka menengah, Wahyu menaksir permintaan batubara di pasar negara berkembang dengan agenda lingkungan yang kurang ketat, khususnya di Pakistan, India, dan Vietnam, masih akan meningkat. Hal ini karena pembangkit listrik tenaga batubara juga masih mendominasi di negara-negara tersebut.

Wahyu memperkirakan harga batubara masih akan bergerak di rentang harga US$ 170 per ton-US$ 180 per ton hingga akhir tahun. Tapi, dia mengingatkan bahwa harga batubara rentang koreksi di kuartal keempat 2021 atau awal 2022.

Baca Juga: Kementerian ESDM sudah cabut sanksi larangan ekspor batubara bagi empat perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×