Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Harris Hadinata
JAKARTA. Harga batubara baru bisa merangkak tipis setelah terjungkal pada level terendah pada Kamis (4/9) lalu. Pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) ikut membantu mengangkat harga si hitam ini.
Pada Jumat (5/9) pukul 18.18 WIB harga batubara pengiriman September 2014 di ICE Futures berada di level US$ 66,60 per metrik ton. Sehari sebelumnya, batubara ditutup di harga US$ 66,55 per metrik ton, yang merupakan harga terendah.
Analis melihat peluang harga batubara melemah masih terbuka. Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo, menilai harga batubara berpotensi turun seiring pelemahan harga komoditas lain seperti minyak. Penyebabnya, dollar AS semakin menguat sehingga menekan harga komoditas. Selain itu pasokan batubara juga masih lebih besar dari permintaan.
Guntur mengatakan, supply batubara masih jauh lebih besar dari permintaan terjadi lantaran banyak negara di Eropa dan Amerika gencar melakukan kampanye penggunaan energi yang ramah lingkungan. Hal ini membuat banyak pembangkit tenaga listrik yang tadinya menggunakan batubara beralih ke sumber energi lain.
Kendati masih akan tertekan, namun dalam jangka pendek Guntur menilai kemungkinan harga batubara akan mengalami rebound karena permintaan dari India masih tinggi. “India masih kekurangan batubara, di sana mati lampu bisa berhari-hari lantaran kekurangan batubara,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News