kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga batubara tambah dingin


Rabu, 12 Februari 2014 / 07:30 WIB
Harga batubara tambah dingin
ILUSTRASI. Kenali Gejala Muntaber dan Cara Mengobatinya


Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Harga batubara terperosok ke level terendah sejak Maret 2009 ke level US$ 77,35 per metrik ton. Tren pelemahan batubara diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal I-2014.

Mengutip Bloomberg, Senin (10/2), harga batubara untuk kontrak pengiriman Maret 2014 di ICE Futures Europe turun 0,57% dari harga akhir pekan lalu ke level US$ 77,35 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, harga batubara telah tergerus 2,27%.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Megagrowth Futures menjelaskan, harga seluruh komoditas energi memang sedang mengalami tekanan. Bukan hanya batubara, harga gas alam dan minyak juga terkoreksi.

Menurutnya, dalam jangka panjang, harga batubara akan konsolidasi di kisaran US$ 75-US$ 85 per metrik ton. Namun, dalam jangka pendek, harga batubara masih akan melempem, setidaknya hingga kuartal I-2014.

Wahyu mengatakan, harga batubara saat ini menuju ke level US$ 74 per metrik ton. "Apabila tembus level tersebut maka pelemahan harga akan berlanjut ke level US$ 70 per metrik ton,” terang Wahyu, Selasa (11/2).

Buruknya kinerja batubara ini, lanjut Wahyu, merupakan imbas dari data ekonomi China yang memburuk. Pelaku pasar tengah menanti rilis terbaru data neraca perdagangan China, termasuk ekspor dan impor. Namun, surplus neraca perdagangan China diproyeksikan turun dari US$ 25,6 miliar menjadi US$ 23,65 miliar.

Sebagai pengguna batubara terbesar di dunia, buruknya data ekonomi China mengundang kekhawatiran dan membuat spekulasi jika tren bearish harga batubara masih akan berlanjut.

Guntur Tri Hariyanto, analis PT Pefindo mengatakan, merosotnya harga batubara lantaran persediaan di China masih berlebih. Usai kembali melanjutkan aktivitas ekonominya sejak libur Tahun Baru Imlek, permintaan China terhadap batubara belum pulih. “Sepanjang kuartal I-2014, tren harga batubara masih turun,” ujar Guntur.

Menurut Guntur, kejatuhan harga ini masih akan berlangsung selama produsen batubara seperti China, Australia dan Indonesia tidak mengerem produksi.

Secara teknikal, Wahyu bilang, semua indikator menunjukkan tren penurunan. Harga berada di bawah MA 50, 100 dan 200. MACD berada di area negatif 0,4. RSI saat ini menginjak level 32%. Adapun stochastic di level 4,8%.

Hingga kuartal I-2014, Wahyu menduga, harga  batubara akan bergerak di US$ 70-US$ 74 per ton. Prediksi Guntur, harga batubara bergerak di US$ 75-US$ 77 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×