Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara bergerak naik, setelah sempat melorot dari level tertinggi empat tahun yang dicetak pekan lalu. Hingga akhir tahun peluang kenaikan emas hitam diperkirakan masih terbuka.
Mengutip Bloomberg, Rabu (25/10), harga batubara kontrak pengiriman Januari 2018 naik 0,47% ke level US$ 96,00 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun, dibanding posisi rekor pekan lalu, harganya masih terkikis 1,28%.
Sebelumnya, batubara sempat bertengger di level US$ 97,25 per metrik ton pada 18 Oktober lalu. Ini harga tertinggi sejak Juli 2013.
“Sentimen utama batubara datang dari adanya pemangkasan produksi di China dan Eropa tepatnya di Polandia,” ujar Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Kamis.
Sejatinya, pemangkasan hampir semua komoditas telah diberlakukan oleh China sejak November 2016 dan masih berlanjut hingga saat ini sehingga membantu banyak harga komoditas meningkat.
Kemudian, Ibrahim bilang, harga juga disokong dengan adanya musim dingin. “Musim dingin tahun ini diprediksi lebih ekstrem dibanding musim dingin tahun lalu, oleh karena itu permintaan batubara akan semakin meningkat,” tuturnya.
Lanjut Ibrahim, permintaan juga akan datang dari negara-negara yang memiliki reaktor nukllir serta penghasil baja. “Kebutuhan batubara dalam dua hal itu sangat banyak, jadi permintaan yang tinggi dari dua itu akan sangat membantu harga untuk naik,” imbuhnya.
Selain itu, Ibrahim menyebut, faktor pertumbuhan ekonomi global juga turut memberikan tenaga bagi harga batubara. “Dengan adanya banyak sentimen positif, maka bukan tidak mungkin bila di akhir tahun nanti harga batubara bisa mencapai level US$ 95 per metrik ton,” proyeksinya.
Besok (27/10), prediksi Ibrahim, batubara masih akan melanjutkan lajunya ke area US$ 95,80-US$ 97,20 per metrik ton. Sedangkan, proyeksi pekan depan di kisaran US$ 95,00-US$ 98,90 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News