Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga batubara menguat tipis. Kampanye dan desakan agar penggunaan batubara di sejumlah negara industri segera dikurangi tidak mampu mengerem penguatan harga emas hitam tersebut.
Di Bursa ICE Eropa sampai, Rabu (20/11), harga batubara untuk kontrak pengiriman Desember 2013 masih bertengger di level US$ 85,70 per metrik ton atau menguat 0,82% dibanding hari sebelumnya. Bila dibandingkan dengan harga penutupan pekan lalu, harga batubara hanya menguat 0,17%.
Christine Figures, Pejabat Utama PBB untuk Urusan Cuaca kembali mendesak agar sejumlah industri di dunia segera mengurangi penggunaan batubara sebagai sumber energi.
Dalam forum pertemuan internasional batubara dan iklim di Warsawa, Polandia, baru-baru ini, Figures mengatakan, pengurangan bahan bakar batubara harus segera dilakukan di tengah ancaman pemanasan global yang saat ini tengah mengancam dunia. Porsi penggunaan batubara mencapai 30,3% dari total sumber energi dunia pada tahun 2011.
Menteri Energi Inggris, Edward Davey di tempat yang sama juga menegaskan bahwa Inggris akan mengurangi sumbangan dana sebesar US$ 100 juta ke proyek pembangkit listrik bertenaga batubara.
Untuk sementara waktu, kampanye tersebut belum mampu melemahkan harga batubara. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner PT Invovesta Saran Mandiri mengatakan, harga batubara saat ini masih disokong kenaikan permintaan yang terjadi akibat berlangsungnya musim dingin di sejumlah belahan dunia.
Namun, kemungkinan besar penguatan harga tersebut tidak akan berlangsung lama. Menurut perkiraan Kiswoyo, penguatan harga batubara hanya akan berlangsung sampai Januari 2014. Setelah itu, harga akan tertekan lagi. "Pemicunya masih seputar isu lingkungan, itu akan membuat harga batubara kesulitan untuk menguat lagi," katanya.
Wahyu Tri Wibowo, analis PT Megagrowth mengatakan, pergerakan harga batubara masih terkonsolidasi. Dalam jangka pendek, harga berpotensi naik.
Secara fundamental, pasar memperkirakan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, akan menarik program stimulusnya lebih cepat pada Desember 2013 atau Januari 2014 berdasarkan data-data ekonomi AS yang membaik. Prediksi pasar ini membuat dollar AS menguat dan sejumlah mata uang dan komoditas melemah. Namun, harga batubara masih bergerak stabil.
Untuk sepekan ke depan, Kiswoyo menduga, harga batubara akan bergerak datar di kisaran US$ 83-US$ 90 per metrik ton. Wahyu juga memprediksi, harga batubara akan bergerak datar di kisaran harga US$ 75-US$ 80 per metrik ton. Bahkan, Wahyu menebak, hingga akhir tahun harga batubara masih akan di level yang sama di kisaran US$ 75-US$ 80 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News