Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Lembaga pemeringkat utang Moody's Investor Service memangkas prospek atau outlook obligasi senior secured bonds PT Berau Coal Energy Tbk dari stabil menjadi negatif. Di saat yang sama, Moody's mempertahankan peringkat obligasi emiten bersandi BRAU itu di B1.
Simon Wong, Vice President and Senior Credit Officer Moody's menjelaskan, pemangkasan outlook BRAU lantaran proyeksi negatif harga jual batubara di 2013 seiring masih lebarnya ketimpangan antara pasokan dan permintaan dunia. Moody's sudah terlanjur pesimistis pada pergerakan harga jual batubara tahun ini dan memangkas proyeksi harga acuan Newcastle dari US$ 90–US$ 95 per ton menjadi US$ 80–US$ 85 per ton.
"Harga cenderung tak akan pulih signifikan dalam 12–18 bulan ke depan," tutur Simon dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu (6/9).
Proyeksi negatif harga batubara di tahun ini menghadirkan kecemasan atas keseimbangan laporan keuangan BRAU. Moody's memperkirakan, kinerja BRAU bakal memburuk lantaran tertekannya margin laba.
Kekhawatiran Moody's cukup beralasan jika berkaca pada laporan keuangan BRAU 30 Juni 2013. Kinerja pendapatan BRAU tertekan 6,3% year-on-year (yoy) menjadi US$ 722,11 juta. Sebab, harga jual batubara BRAU di semester I-2013 anjlok 19,84% yoy ke US$ 61,4 per ton.
Toh, Moody's menilai BRAU masih punya amunisi yakni posisi kas yang kuat untuk setidaknya mengerem dampak negatif pelemahan harga jual batubara. Per 30 Juni 2013, posisi kas dan setara kas BRAU senilai US$ 512,19 juta. Strategi efisiensi BRAU juga diapresiasi Moody's. Anak usaha Bumi Plc itu memang berhasil meminimalisir biaya produksi per ton sebesar 16,6% menjadi US$ 42,8.
Jumat (6/9), harga BRAU anteng di Rp 158 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News