Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) meroket. Pada kuartal I 2009 ITMG mampu meraup laba bersih US$ 101,8 juta, naik 438,6% ketimbang periode sama tahun lalu yang senilai US$ 18,9 juta.
Pengerek laba bersih ITMG itu antara lain kenaikan pendapatan. Selama triwulan satu tahun ini, pendapatan ITMG melonjak 59% ketimbang periode serupa tahun lalu menjadi US$ 347 juta.
Naiknya harga jual rata-rata batubara ITMG menjadi penyumbang kenaikan pendapatan tersebut. Sebab, volume penjualan selama kuartal I 2009 hanya 4,1 juta ton. Ini turun 0,2 juta metrik ton dari periode serupa tahun lalu.
Selama kuartal satu lalu, ITMG mampu menjual batubaranya dengan harga rata-rata US$ 85 per ton, naik 70% ketimbang kuartal I 2008 yang seharga US$ 50 per ton.
ITMG bisa memperoleh harga jual yang tinggi karena sebagian besar kontrak penjualan batubara tahun ini ditandatangani pada kuartal terakhir 2008, sewaktu harga batubara mencapai titik tertinggi. "Kami sangat bersyukur," ujar Somyot Ruchirawat, Direktur Utama ITMG, kemarin (12/5).
Direktur Keuangan ITMG Edward Manurung menambahkan, tren kenaikan harga batubara di awal tahun menambah optimisme anak usaha Grup Banpu Thailand itu. Karena itu, ITMG menargetkan produksi tahun ini mencapai 20,5 juta ton dengan rata-rata harga kontrak US$ 74 per ton. Dari asumsi itu, target pendapatan ITMG US$ 1,5 miliar tahun ini.
Guna menggapai target itu, ITMG menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 126 juta untuk membiayai beberapa ekspansi. Pertama, ekspansi terminal Bontang yang menghabiskan US$ 41 juta. Kedua, pengembangan proyek Bharinto senilai US$ 7 juta. Ketiga, pembangunan pembangkit listrik Bontang dengan anggaran US$ 6 juta. Keempat, pembangunan Indominco Blok Timur senilai US$ 15 juta. Terakhir, US$ 57 juta untuk pengembangan penambangan bawah tanah Indominco, pembelian alat pemecah dan pencucian batubara Trubaindo, dan penambahan armada pengangkutan di Blok Td Mayang Kalimantan Timur.
Pengamat Pasar Modal Ukie Mahendra menilai, ITMG bisa meraup keuntungan lebih banyak lagi jika ekonomi pulih. Sebab, dunia akan semakin membutuhkan batubara sebagai sumber energi. "Jika ekonomi pulih, harga rata-rata batubara tahun ini bisa US$ 100 per ton," kata Ukie.
Pada penutupan perdagangan bursa kemarin, saham ITMG mencapai harga Rp 18.100 per saham, turun 3,72% dari posisi Senin (11/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News