Reporter: Dina Farisah, Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga logam dasar seperti aluminium dan timah diprediksi akan terangkat ekspektasi permintaan yang akan meningkat. Ekspektasi ini muncul setelah dirilisnya data-data industri China yang membaik. Maklum, China adalah konsumen logam dasar terbesar.
Biro Statistik China, Minggu (9/12), merilis data produksi industri meningkat 10,1% di November 2012 dari setahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2012.
Selain itu, aktivitas impor logam dasar dari China mulai kembali naik. Pada bulan lalu, impor tembaga China sebesar 365.331 ton. Jumlah ini meningkat dari level terendahnya di Oktober 2012.
Jumat lalu (7/12), di Bursa LME, harga aluminium untuk kontrak pengiriman tiga bulan menguat 0,19% menjadi US$ 2.094 per ton dibanding harga sehari sebelumnya. Dalam sebulan, harga aluminium telah menguat 8,89%.
Sementara, harga timah untuk kontrak pengiriman tiga bulan ke depan melemah tipis sebesar 0,57% menjadi
US$ 21.775 per ton dibanding sehari sebelumnya. Tapi, dalam sebulan harga timah masih naik sebesar 7,16%.
Ibrahim, analis Harvest International Futures, mengatakan, selain sentimen positif dari China, data jumlah pekerja di Amerika Serikat (AS) pun meningkat. Ini bisa mengangkat permintaan terhadap aluminium dan timah. Sebab, AS merupakan negara pengimpor aluminium kedua terbesar setelah China.
Secara teknikal, harga aluminium dan timah masih berpotensi terkoreksi. Hal itu ditunjukkan oleh beberapa indikator seperti moving average convergence divergence (MACD) yang masih menunjukkan posisi wait and see. Hal serupa juga ditunjukkan oleh indikator stochastic. Harga akan terbentuk setelah ada sentimen yang akan mempengaruhi logam dasar ini.
Relative strength index (RSI) berada di 55% dan masih di area positif. Namun, level ini sangat rentan koreksi. Sementara moving average (MA) sudah berada di atas bollinger tengah, di level 80%. Kondisi ini memungkinkan terjadi penguatan. Bollinger band 20 sudah berada di atas bollinger tengah, yakni di level 70%.
Pelaku pasar akan menantihasil KTT Uni Eropa yang akan berlangsung pada 13-14 Desember. Ibrahim bilang, pada pertemuan ini, Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi akan bertemu dengan Presiden The Federal Reserve (The Fed), Ben Bernanke. Keduanya akan membahas prospek pertumbuhan ekonomi Amerika dan Eropa.
Ibrahim memprediksi, dalam sepekan, harga timah berada di kisaran support US$ 21.700 dan resistance di US$ 21.810 per ton. Sedang harga aluminium US$ 2.088,90- US$ 2.095,50 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News