Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang kripto, bitcoin diperkirakan akan mengalami kenaikan harga karena siklus Halving Day. Tak hanya itu, selain investasi saham, bitcoin dianggap sebagai aset layak pilih tahun ini.
Country Head of Growth Luno Indonesia, Claristy mengatakan, bitcoin adalah aset atau komoditas yang sifatnya jangka panjang untuk dikoleksi investor. Dia bilang alasan memilih bitcoin adalah harga yang fluktuatif dan saat ini dipandang sebagai aset alternatif untuk diversifikasi portofolio.
“Jadi selain investasi saham, reksadana atau emas, bitcoin salah satu yang dipilih investor. Harganya cenderung stabil, jadi masih banyak yang simpan (hold). Tapi ketika harga fluktuatif pasar akan ramai memilih bitcoin,” ujar Claristy kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3).
Claristy menambahkan bahwa alasan pasar memilih bitcoin salah satunya adalah halving day. Dimana waktu reward untuk para penambang bitcoin berkurang setengahnya. Dan siklus ini hanya terjadi empat tahun sekali.
“Halving day memang hal yang sudah ditetapkan di protokol bitcoin guna menjaga nilai bitcoin itu sendiri. Bayangkan jika bitcoin beredar dalam jumlah besar dan waktu yang pendek atau jika persediaan bitcoin tidak pernah berhenti maka bitcoin akan kehilangan nilai,” sebut Claristy.
Menurut Claristy, halving day yang terjadi tahun 2016 turut menaikkan harga bitcoin hingga mencapai puncak Desember 2017. Hanya saja, dia tak dapat memprediksi besar kenaikan harga tahun 2020 nanti. Dia pun tak merekomendasikan waktu yang tepat bagi pelaku pasar membeli atau menjual bitcoin.
Hanya saja, bagi Christy bitcoin masih menjadi cryptocurrency dengan likuiditas dan market cap tertinggi sejak awal kemunculannya. Saat ini saja, harga bitcoin diperdagangan Rp 55,7 juta dengan market cap $68,872,600,200.
“Melihat Januari 2017 harga satu bitcoin sekitar Rp 11,72 juta dan saat ini menyentuh level Rp 55,71 juta. Maka bisa dibilang kenaikan harga capai 3,75 atau hampir 4 kali lipat,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News