Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengangkutan gas alam cair PT GTS Internasional Tbk (GTSI) berencana menambah jumlah kapal pengangkutnya dalam waktu 3-4 tahun ke depan. Rencana pengadaan kapal tersebut sejalan dengan adanya beberapa potensi proyek baru.
Asal tahu saja, dalam bisnis angkutan laut, pembelian aset kapal biasanya dilakukan setelah perusahaan memenangkan lelang proyek. Pasalnya bidang usaha ini merupakan bisnis padat modal, dimana harga sebuah kapal bisa mencapai ratusan juta dollar Amerika Serikat (AS).
Direktur PT GTS Internasional Tbk Dandun Widodo belum bisa merinci rencana pembelian kapal tersebut. Akan tetapi, kapasitas angkutnya diperkirakan lebih besar dari kapal Ekaputra 1 milik perusahaan yang mempunyai kapasitas 140.000 meter kubik.
Menurut Dandun, sumber dana pembelian kapal tersebut akan berasal dari pihak eksternal, baik pinjaman bank, penawaran umum ekuitas, maupun penawaran umum bersifat utang.
Baca Juga: GTS Internasional (GTSI) memprediksi bottom line bakal kembali positif di akhir 2021
"Perusahaan sudah melakukan IPO sehingga nanti bisa saja dananya dari rights issue atau menerbitkan bonds. Jadi, kami masih terbuka dengan pilihan mana yang paling menguntungkan secara bisnis," ungkap Dandun saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10).
Dandun melihat, prospek bisnis pengangkutan gas alam cair masih sangat cerah. Pasalnya, negara-negara di dunia saat ini tengah beralih ke penggunaan energi yang ramah lingkungan, begitu juga dengan Indonesia yang menggalakkannya dalam beberapa tahun terakhir.
"Hal ini terbukti dari liquified natural gas (LNG) yang dulunya dieskpor, tetapi sekarang hanya untuk kebutuhan domestik. Sejumlah pembangkit listrik di Indonesia juga rencananya akan dikonversi, dari bahan bakar minyak menjadi LNG," kata Dandun.
Saat ini, GTSI memiliki empat kapal, terdiri dari dua kapal pengangkut dan dua Floating Storage & Regasification Unit (FSRU). Selain Ekaputra 1, GTSI memiliki kapal pengangkut bernama Triputra yang saat ini tengah disewa oleh PT Pelindo Energi Logistik.
Kontrak sewa tersebut berlaku selama tujuh tahun yang akan berakhir pada pertengahan tahun 2023. Daerah operasional kapal Triputra terdiri dari Bontang (Kalimantan Timur)–Benoa (Bali) dan Bontang ( Kalimantan Timur)–Amurang (Sulawesi Utara).
GTSI juga memiliki FSRU Jawa Satu dengan kepemilikan 25%. FSRU ini memiliki jangka waktu sewa sejak 2020 sampai dengan ulang tahun ke-25 COD dalam power purchase agreement (PPA) antara PLN dan PT Jawa Satu Power.
GTSI juga tengah dalam proses pembangunan FSRU permanen di Amurang, Sulawesi Utara. Pembangunan FSRU permanen ini merupakan bagian dari kesepakatan antara anak usaha GTSI, yakni PT Sulawesi Regas Satu dengan PT PLN Gas & Geothermal dengan jangka waktu kontrak 15 tahun sejak 2019.
Selanjutnya: GTSI Siap Kembangkan Bisnis FSRU yang Punya Prospek Cerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News