Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bakal membagikan dividen sebesar US$ 250,13 juta, namun sebesar US$ 100,12 merupakan dividen interim yang dibayarkan pada Januari 2020.
Nilai dividen tahun buku 2019 yang akan dibayarkan lebih tinggi ketimbang tahun buku 2018. Padahal tahun lalu laba ADRO turun 3,24% menjadi US$ 404,19 juta.
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menilai total dividen yang naik di saat laba bersih turun sangatlah menarik untuk dicermati oleh investor. Hal tersebut membuktikan konsistensi manajemen Adaro untuk tetap menjamin kenyamanan bagi investor ketika memiliki saham ADRO.
"Investor bisa berasumsi bahwa ADRO masih akan berpotensi membagikan dividen yang besar di saat siklus bisnis batubara masih sangat volatile dan menjadikan hal tersebut sebagai peluang investasi," jelas Meilki kepada Kontan.co.id, Kamis (28/5).
Baca Juga: Ingin mendapat cuan dari dividen Grup Saratoga? Simak saran analis
Untuk jangka panjang, Meilki juga menilai ADRO masih sangat prospektif. Terutama karena strategi diversifikasi bisnis ke segmen pembangkit listrik. Dia optimistis Adaro mampu mencatatkan pendapatan sebesar US$ 3,5 miliar dengan estimasi produksi batubara mencapai 58,6 juta metrik ton dan volume penjualan sebesar 59,2 juta metrik ton.
"Asumsi kinerja tersebut dengan mempertimbangkan penurunan penjualan ke Tiongkok yang dapat digantikan melalui penjualan ke negara seperti Korea Selatan dan Jepang. Walaupun terlihat stagnan namun kondisi tersebut bagi kami masih menggambarkan solidnya kinerja operasional ADRO di saat kondisi pandemi Covid-19," jelas dia.
Dus, investor disarankan mencicil saham ADRO dengan strategi cash management yang ketat. Meilki menargetkan harga ADRO Rp 1.700 hingga akhir tahun. Adapun harga ADRO pada penutupan perdagangan Kamis (28/5) Rp 1.030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News