Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) tahun ini akan fokus pada efisiensi serta program pengembangan kembali (redevelopment) untuk Junglefest.
Chief Investor Relation Graha Andrasentra Propertindo Nuzirman Nurdin mengatakan, bisnis anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) ini sangat terdampak oleh penyebaran Covid-19 sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Namun JGLE tetap menargetkan kenaikan kinerja sekitar 5%-10% di tahun ini.
"Target kinerja cukup sulit untuk ditentukan mengingat banyak variabel yang juga sulit diprediksi khususnya terkait Covid-19 dan daya beli masyarakat. Dengan asumsi kondisi wabah Covid-19 tahun ini sama dengan tahun lalu maka kami perkirakan ada kenaikan sekitar 5% hingga 10%," jelas Nuzirman kepada Kontan, Kamis (18/2).
Dus, saat ini JGLE masih akan fokus melakukan efisiensi di segala bidang secara maksimal. Secara rinci, rencana yang akan dilakukan oleh JGLE adalah penghematan biaya untuk meningkatkan efisiensi usaha, melakukan divestasi aset yang tidak produktif dan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengembangan atau pengelolaan aset.
Baca Juga: Bisnis apa yang bakal moncer di tahun Kerbau Logam? Ini ulasannya
Selain itu, JGLE juga akan melakukan restrukturisasi atas pinjaman perbankan, percepatan penyelesaian dan penjualan proyek J-Sky Apartement, diversifikasi usaha, serta menyesuaikan strategi pemasaran atas dampak Covid-19.
"Karena untuk meningkatkan pengunjung, semua operating aset perseroan dibatasi untuk menerima pengunjung yakni 50% dari batas maksimum kapasitas," jelas Nuzirman.
Namun, tak menutup kemungkinan JGLE akan melaksanakan recana redevelopment program Junglefest dengan tema yang menarik. Hanya saja rencana tersebut sangat bergantung pada kondisi wabah Covid-19. "Bila sama dengan tahun lalu atau bahkan memburuk maka kemungkinan dapat tertunda," jelas dia.
Tahun ini, JGLE menyampaikan tidak ada belanja modal yang berarti di tahun ini mengingat adanya pembatasan jumlah pengunjung, yang membuat manajemen lebih hati-hati untuk menunggu momentum yang tepat.
Per kuartal III-2020 lalu, pendapatan JGLE turun 69% secara tahunan (yoy) dari Rp 187,6 miliar menjadi Rp 58,2 miliar. Dus, JGLE masih membukukan kerugian sebesar Rp 64,8 miliar, meski angka tersebut membaik dibandingkan kuartal III-2019 yang meruhi Rp 86,1 miliar.
Penurunan pendapatan disebabkan oleh turunnya segmen hotel dan kondotel sebanyak 50,5% menjadi Rp 32,34 miliar dan taman rekreasi sebanyak 77,9% menjadi Rp 25,87 miliar. JGLE juga sudah tidak menerima pendapatan dari segmen orchard dan lifestyle, kavling tanah, serta rumah tinggal.
Segmen hotel dan kondotel menyumbang 55,6% dari total pendapatan, sedangkan taman rekreasi menyumbang 44,4%.
Sedangkan kerugian menurun karena turunnya beban penjualan dari Rp 13,95 miliar menjadi Rp 6,73 miliar. Serta turunnya beban bunga dari Rp 37,69 miliar menjadi Rp 8,4 miliar. Penurunan bunga ini terdiri dari turunnya akun beban bunga pinjaman BRI, Bank Syariah Bukopin dan Bank Bukopin.
Lebih lanjut, pada 2020 lalu, JGLE telah memperoleh persetujuan restrukturisasi atas fasilitas kredit BRI yaitu penundaan pembayaran pokok dan bunga, serta fasilitas kredit dari Bank Syariah Bukopin berupa perubahan jadwal angsuran.
Selanjutnya: Jungle Land dan bisnis wahana taman wisata yang sempoyongan terhantam Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News