Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mendapat restu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mulai menjalankan aksi pembelian kembali saham (buyback).
Dokumen Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek pada Selasa (9/4) sore memperlihatkan, jumlah saham treasury GOTO mencapai 14,09 miliar atau setara 1,17%. Meningkat dari sebelumnya yaitu 10,26 miliar atawa 0,85% dari jumlah saham beredar. Kenaikan itu mengindikasikan, GOTO telah membeli 3,83 miliar saham. Apabila mengacu rata-rata harga saham belakangan ini, decacorn itu telah merobek kocek sebesar Rp 191,25 miliar.
Nilai tersebut setara 6% dari nilai yang sudah disetujui, yaitu Rp 3,2 triliun. GOTO masih memiliki likuiditas melimpah untuk terus melakukan pembelian saham hingga setahun ke depan.
Aksi buyback ini diharapkan menjadi katalis untuk likuiditas perdagangan di pasar. Dalam kasus GOTO, buyback memiliki dua fungsi utama. Secara temporer buyback memberikan fungsi demand terhadap saham ketika sepi. "Juga menjadi sinyal memberikan keyakinan terhadap investor bahwa fundamental perusahaan terus membaik serta prospek cerah” ujar Ibrahim Fund Manager Semesta Aset Manajemen, dalam penjelasannya, Selasa (9/7).
Baca Juga: Investor Kakap Menyerok Saham GOTO Saat Harga Gocap
Betul, buyback tidak serta merta akan mengerek naik harga suatu saham. Implementasi buyback juga harus mematuhi aturan yang berlaku serta mekanisme pasar. Buyback juga diharapkan setidaknya dapat meredam tekanan jual saham GOTO, .
Apalagi jika melihat dari sisi besaran nilai yang direncanakan, mencapai lebih dari 5% terhadap nilai kapitalisasi pasar. “Apabila terdapat antrean jual 23 juta lot di harga sekarang, kapasitas GOTO meredam tekanan tersebut masih sangat besar, nilainya hanya Rp 116 miliar. Sementara buyback mencapai Rp 3,2 triliun atau hampir 27,5 kali,” lanjut Ibrahim.
Meski nilai buyback besar, ia menilai, free float saham GOTO masih sangat banyak. Jika terdapat aksi pembelian dari pasar, baik investor baik lokal maupun asing, masih akan sangat akomodatif. "Secara keuangan GOTO sudah terhindar dari burning money business setelah divestasi Tokopedia, kebutuhan modal kerja menjadi lebih kecil tetapi semakin on track dengan profitabilitas," papar Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News