Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merevisi anggaran belanja modal tahun ini. Capital expenditure (capex) dinaikkan ke kisaran US$ 80 juta-US$ 90 juta, dari semula sebesar US$ 50 juta.
Penambahan capex ini seiring dengan penambahan rencana ekspansi. Produsen ban itu, semula, berniat meningkatkan kapasitas produksi dan perawatan sarana produksi. Rencana terbaru GJTL adalah membangun sarana riset dan pengembangan (R&D) dan alat pengujian ban atau proving ground test.
Catharina Widjaja, Direktur GJTL, mengatakan, seluruh kebutuhan dana capex akan ditutup dengan kas internal. Sekadar informasi, per akhir Maret 2012, GJTL memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 753,42 miliar.
Untuk peningkatan kapasitas produksi, tahun ini GJTL ingin meningkatkan produksi ban sebanyak 10%-15% dari 2011 yang sebanyak 35 juta unit. Artinya, target jumlah produksi ban GJTL pada tahun ini akan mencapai 38,5 juta unit-40,25 juta unit.
Peningkatan produksi bertujuan guna memenuhi permintaan ban dari domestik maupun ekspor. Selama ini, sekitar 60% produksi GJTL untuk pasar domestik dan sisanya untuk ekspor.
Sejumlah rencana ekspansi itu diharapkan akan mengerek penjualan bersih GJTL sekitar 10%-15% pada tahun ini. Sepanjang tahun lalu, GJTL meraup penjualan senilai Rp 11,84 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 20,18% dari penjualan bersih 2010 yang senilai Rp 9,85 triliun.
Namun, perolehan laba bersih di 2011 melorot menjadi Rp 683,63 miliar. Penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku karet. Selama 2010, GJTL masih bisa meraup laba bersih senilai Rp 830,62 miliar. Namun, Catharina tidak bersedia membocorkan target laba bersih tahun ini. "Semua tergantung nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat," tutur dia.
Meski laba bersih tertekan, GJTL tetap membayarkan dividen tahun buku 2011. Pada 6 Juli 2012, GJTL akan membayarkan dividen final senilai Rp 10 per saham dengan total Rp 3,4 miliar. "Rasio pembayaran dividen adalah 5% dari laba bersih," kata Catharina.
Merujuk harga GJTL kemarin di level Rp 2.450 per saham, dividend yield alias imbal hasil yang bisa investor raih sebesar 0,41%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News