kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Giliran yang Perkasa Jadi Lemas


Jumat, 02 Januari 2009 / 08:08 WIB
Giliran yang Perkasa Jadi Lemas


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mata uang dari negeri Uwak Sam boleh saja jumawa. Tetapi, tahun depan valas yang tadinya kuat bisa jadi melorot. Selain dolar AS, valas lain yang juga loyo adalah poundsterling.

Menurut Branko Windoe, Kepala Tresuri BCA, dolar AS cenderung tertekan di 2009. "Masih banyak masalah dari sisi korporasi dan individu di AS yang belum muncul ke permukaan. Defisit anggarannya juga terus bertambah," ujarnya.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih bilang, setelah Barrack Obama esmi dilantik menjadi Presiden AS, dia akan serius membenahi perekonomian dengan menjaga suku bunga rendah dan memompa likuiditas ke pasar. Nah, salah satu cara memompakan likuiditas adalah dengan menerbitkan obligasi. Ahasil, minat untuk menyimpan dolar AS semakin berkurang.

Nico Omer Jonckheree, Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Futures melihat, hingga akhir 2009 nilai tukar dolar AS terhadap euro bakal bolak-balik di kisaran US$ 1,4 sampai US$ 1,5 per euro.

Sementara itu, mata uang poundsterling milik Inggris bakal lebih tertekan oleh prospek ekonomi Inggris yang lebih suram ketimbang ekonomi AS atau kawasan Eropa. "Masalah subprime di Inggris lebih besar ketimbang di AS karena spekulasi mereka juga lebih besar," kata Nico. Ia menargetkan, nilai tukar GBP hingga akhir tahun 2009 akan turun ke US$ 1,35-US$ 1,45 per GBP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×