Reporter: Cindy Silviana Sukma, Sunarti Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Euro melemah terhadap mayoritas mata uang utama global, seiring rilis data ekonomi di kawasan Euro yang negatif, seperti laporan data produksi industri yang turun di bawah perkiraan.
Hingga Kamis (12/9) pukul 19.45 WIB, pasangan EUR/USD melemah 0,26% menjadi 1,3276 dibandingkan sehari sebelumnya. Pasangan EUR/GBP juga turun 0,15% menjadi 0,8403. Adapun, pasangan EUR/JPY melemah 0,62% menjadi 132,14 dibandingkan hari sebelumnya.
Hasil produksi industri di 17 negara anggota zona euro turun 1,5% pada bulan Juli, ketimbang bulan sebelumnya. Angka produksi industri ini lebih rendah ketimbang perkiraan pasar yang memprediksi penurunan hanya 0,1%.
Produksi di Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa turun 2,3% pada Juli 2013, setelah tumbuh 2,2% bulan Juni. Produksi di Prancis, negara terbesar kedua, turun 0,6%, dan produksi industri di Italia juga turun tak terduga 1,1%, memberi sinyal negara ketiga ekonomi terbesar di Euro ini masih akan bertahan di resesi terpanjang sejak perang dunia kedua.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Furtures mengatakan, data-data ekonomi di Eropa yang buruk, menyebabkan pasar ragu akan pemulihan ekonomi zona euro. Padahal, dollar Amerika Serikat (AS) sebenarnya melemah karena ketidakpastian isu pemangkasan stimulus moneter. "Data ekonomi zona euro yang jelek bertubi-tubi, menimbulkan tekanan lebih besar mengarah ke euro, sehingga euro melemah terhadap dollar AS," kata Ariston.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, pelemahan pasangan EUR/GBP dipengaruhi oleh penguatan poundsterling. Mata uang Inggris menguat akibat testimoni mengenai inflasi dan proyeksi ekonomi yang dilontarkan Gubernur Bank Sentral Inggris, Bank of England (BoE) Mark Carney, kemarin. "Data tingkat pengangguran di Inggris yang turun ke 7,7% mendorong ekspektasi bahwa BoE akan menaikkan suku bunga segera," kata Nanang.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures menambahkan, pernyataan Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi, Kamis malam, tak membuat euro menguat. Kemungkinan bank sentral masih akan mempertahankan suku bunganya dalam jangka waktu tertentu. "Belum ada sesuatu perubahan dari kebijakan ECB mengenai suku bunga, sehingga euro masih akan terus melanjutkan pelemahan," kata Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News