Reporter: Grace Olivia | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berakhir sumringah di akhir perdagangan hari ini, Rabu (15/8). Mengutip Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat 0,05% ke level Rp 14.577 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia tercatat melemah tipis 0,02% ke level Rp 14.621 per dollar AS.
Padahal, pada perdagangan siang tadi, rupiah sempat terjerembap ke posisi Rp 14.643 per dollar AS. Ini merupakan level terendah mata uang Garuda sejak Oktober 2015 lalu.
Ditambah lagi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia di bulan Juli 2018 kembali mencatat defisit sebesar US$ 2,03 miliar. Ini juga merupakan defisit perdagangan terbesar Indonesia setelah Juli 2013.
Kendati demikian, Head of Economic and Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, rupiah mendapat angin segar dari depresiasi Lira yang sudah mereda. Hari ini kurs Lira menguat 3,23% terhadap dollar AS. "Mata uang global juga sudah mulai terkonsolidasi," kata Enrico, Rabu (15/8).
Selain itu, Enrico menambahkan, keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan juga disambut positif oleh pelaku pasar. Menurutnya, kepanikan pasar berkurang karena koordinasi Kementerian Keuangan dan BI dianggap saling melengkapi dan cukup untuk menjangkar kestabilan rupiah.
"Langkah preemptive ini sudah tepat meskipun data neraca dagang kita bisa dibilang menuju ke arah yang makin menantang. Setidaknya kenaikan suku bunga cukup menenangkan pasar," ujar Enrico.
Meski ada rilis data penjualan ritel AS untuk bulan Juli yang dirilis malam ini, Enrico masih yakin rupiah bakal bergerak stabil hingga perdagangan besok, Kamis (16/8). Apalagi, penjualan ritel AS diestimasi tumbuh lebih lambat ketimbang bulan sebelumnya.
Ia memprediksi besok rupiah berpeluang melanjutkan penguatan dan bergerak dalam rentang support Rp 14.500 - Rp 14.530 dan rentang resistance Rp 14.630 - Rp 14.650 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News