Reporter: Harry Febrian | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Sepanjang pekan ini, pergerakan rupiah terkonsolidasi dengan kecenderungan melemah. Kurs tengah dollar AS, di Bank Indonesia, awal pekan ini, senilai Rp 9.461. Kurs dollar AS naik menjadi Rp 9.483, Kamis (9/8). Namun di akhir pekan, rupiah kembali bangkit, dan harga the greenback menjadi Rp 9.477. Di pasar spot, pasangan USD/IDR bergerak dari 9.469 di awal pekan, dan berakhir di 9.485.
Klara Pramesti, analis BNI, menilai, sebenarnya rupiah mendapat beberapa sentimen positif dari dalam negeri. Antara lain, rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 6,4% pada kuartal-II 2012 yang lebih baik dari ekspektasi para ekonom. Kemudian, lelang Surat Utang Negara (SUN), Kamis (9/8), terbukti masih ramai peminat. Dari target indikatif sebesar Rp 6 triliun, penawaran yang masuk mencapai Rp 20 triliun.
"Namun, kondisi global yang belum kondusif masih memberikan perlawanan bagi apresiasi rupiah," ujar Klara. Ia memprediksi, kondisi serupa akan bertahan hingga pekan depan.
Menurut Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, pada dasarnya pasar global cukup puas dengan hasil data tenaga kerja AS yang masih meningkat dan positif. Namun, optimisme pasar masih tertahan oleh kekecewaan para pemodal karena European Central Bank (ECB) belum memberi pertanda yang jelas tentang stimulus.
Dari pasar regional, pelambatan pertumbuhan China juga menjadi momok. Untuk pekan depan, Albertus menilai faktor global masih akan menentukan pergerakan rupiah. "Prediksi saya, pekan depan pasangan USD/IDR bergerak di level 9.440 - 9.500. Proyeksi Klara, pairing USD/IDR masih akan cenderung bergerak fluktuatif dikisaran sempit 9.460 sampai 9.480.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News