kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gerak harga batubara tergantung kebijakan China


Kamis, 04 Februari 2016 / 20:02 WIB
Gerak harga batubara tergantung kebijakan China


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga batubara cenderung bergerak flat di sekitar level US$ 50 per metrik ton. Berbagai isu yang berkembang belum mampu memberi pengaruh terhadap pergerakan harga.

Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures menyatakan, berbagai isu yang saat ini berkembang belum cukup signifikan dalam mempengaruhi pergerakan harga batubara.

Mengutip Bloomberg, Rabu (3/2) harga batubara kontrak pengiriman Februari 2016 di ICE Future Exchange naik tipis 0,009% ke level US$ 50,45 dibanding sehari sebelumnya. Sejak akhir tahun lalu harga batubara pun hanya naik tipis 0,39%.

Harga batubara terus melemah seiring dengan kesepakatan negara-negara maju untuk beralih ke energi ramah lingkungan. Upaya negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan Eropa beralih ke energi ramah lingkungan diikuti oleh China sebagai produsen sekaligus konsumen batubara terbesar di dunia.

Di saat yang sama, perlambatan ekonomi China menambah beban pada harga batubara. Baik isu lingkungan maupun perlambatan ekonomi membuat permintaan batubara di China semakin terkikis.

Wahyu menilai, pergerakan batubara selanjutnya akan menunggu kebijakan dari China. “Jika belum ada kebijakan berarti dari China, harga masih akan tertahan,” paparnya. Proyeksi Wahyu, harga batubara akan terus berada di kisaran US$ 50 per metrik ton hingga akhir tahun 2016.

Anggota Dewan China pernah menyatakan untuk memangkas produksi batubara dalam jumlah besar, namun belum menyebut jumlah pastinya. “Jika tereralisasi, mungkin dapat mengangkat harga meski hanya sedikit,” imbuhnya.

China memegang peran penting pada pergerakan harga batubara. Tak hanya sebagai produsen dan konsumen terbesar, namun angka produksi dan konsumsi China jauh melebihi negara lainnya.

Berdasarkan data sementara dari International Energy Agency (IEA), produksi batubara China di tahun 2014 mencapai 3,75 miliar ton. Sedangkan Amerika Serikat yang menempati posisi kedua hanya memproduksi 916,2 juta ton batubara di tahun 2014. Disusul dengan India seebsar 668,4 juta ton, lalu Australia sebesar 491,2 juta ton dan Indonesia di posisi kelima dengan total produksi 470,8 juta ton batubara.

Dari sisi konsumsi, China menghabiskan 2,84 miliar ton batubara di tahun 2014. Kemudian AS mengkonsumsi 615,8 juta ton, India 550,5 juta ton, disusul Jepang 165,3 juta ton, dan Afrika Selatan 132,7 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×