Reporter: Dina Farisah, Yuthi Fatimah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dollar Australia (AUD) bergerak bervariasi terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Ini menyusul data ekonomi Australia dan China juga dirilis beragam. Mengutip Bloomberg, Senin (10/11) pukul 19.00 WIB, pasangan AUD/USD naik 0,29% menjadi 0,8622.
Lalu, AUD juga menguat tipis 0,01% versus EUR ke level 1,4419. Namun, pasangan AUD/JPY turun tipis 0,09% ke 98,88.
Putu Agus Pransuamitra, Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures menyebut, otot aussie masih lebih kuat ketimbang euro, lantaran indikator China yang bagus. Neraca perdagangan China bulan Oktober surplus US$ 45,4 miliar, melebihi prediksi, yaitu US$ 41,6 miliar.
"Data ini menguntungkan AUD, karena China sebagai mitra dagang utama Australia," paparnya. Di sisi lain, data ekonomi Australia malah memburuk. Pinjaman perumahan bulan September turun 0,7%, lebih buruk dibanding prediksi, yaitu melorot 0,3%.
Analis SoeGee Futures, Alwy Assegaf menilai, penguatan pasangan AUD/USD lebih akibat kondisi dollar AS yang sudah jenuh beli (overbought). Akibatnya terjadi aksi profit taking. Maka, Alwy memprediksi, kenaikan pasangan AUD/USD tidak akan berlangsung lama.
"Data Australia yang mixed tidak akan mampu menyokong mata uang ini terlalu lama. Untuk jangka panjang, USD masih bullish karena sinyal kenaikan suku bunga memoles pamor dollar AS", jelasnya.
Sementara, Tonny Mariano, analis PT Harvest International Futures mengatakan, penurunan pasangan AUD/JPY lebih disebabkan melemahnya dollar AS. Sebagai sesama mata uang safe haven, yen diuntungkan oleh pelemahan dollar AS. Meski demikian, kata Tonny, dalam jangka panjang, pergerakan pasangan AUD/JPY masih menunjukkan tren kenaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News