Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geopolitik antara Rusia dan Ukraina mereda. Rupiah berpotensi kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Rabu (16/2), rupiah menguat 0,30% ke Rp 14.256 per dolar AS. Kompak, kurs Jisdor versi Bank Indonesia (BI) menguat 0,09% menjadi Rp 14.278 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan rupiah menguat karena Rusia menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina, meski Presiden AS Joe Biden belum memverifikasi langkah tersebut.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6,850 Pada Rabu (16/2), Net Buy Terbesar di BBCA, BBNI, ARTO
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif sikap pemerintah yang mengatakan belum ada keinginan untuk kembali memperketat mobilitas masyarakat. Bahkan, pelonggaran akan terus dilakukan dengan pengawasan ketat. "Puncak kasus omicron sudah lewat pasar akan kembali bullish," kata Faisyal.
Senada, Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana memproyeksikan rupiah berpotensi menguat karena masih disokong oleh data ekonomi domestik yang kuat, seperti data neraca dagang periode Januari surplus.
Fikri juga mengatakan tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang mereda membuat indeks dollar cenderung menurun, dan rupiah berpotensi menguat.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,10% ke Rp 14.278 Per Dolar AS Pada Rabu (16/2)
Faisyal memperkirakan pegerakan rupiah di Kamis (17/2) masih berpeluang untuk menguat. Menurut dia, selama tidak ada isu yang mengkhawatirkan terkait perkembangan geopolitik, rupiah berpotensi menguat.
Proyeksi rentang rupiah dari Faisyal di Rp 14.220 per dolar AS-Rp 14.300 per dolar AS. Sementara, Fikri memproyeksikan rentang rupiah besok di Rp 14.130 per dolar AS-Rp 14.330 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News