kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Geliat konstruksi berkah untuk emiten baja


Minggu, 04 Juni 2017 / 21:42 WIB
Geliat konstruksi berkah untuk emiten baja


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menggeliatnya proyek konstruksi dan infrastruktur menjadi katalis positif untuk industri baja di Indonesia, untuk itu tahun ini diprediksi penjualan baja akan tumbuh.

Data Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia tercatat penjualan baja tahun lalu sebesar 12 juta - 12,5 juta ton. Dan untuk tahun ini diperkirakan angka penjualanya bakal tumbuh pada kisaran antara 5% - 9%. Namun derasnya impor baja menjadi masih menjadi tantangan sektor ini.

Sementara, analis OSO Sekuritas menerka bahwa pertumbuhan penjualan industri baja di bawah target asosiasi yaitu sebesar 3% namun angka ini masih lebih tinggi dari pertumbuhan di tahun 2016 berada di level 1,8%.

"Komitmen pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan sektor baja," ujar Riska kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Namun prediksi kenaikan penjualan baja ini bukan tanpa tantangan. Adanya baja impor menjadi momok tersendiri bagi industri ini, apalagi produsen baja lokal masih belum bisa memenuhi kebutuhan produk baja dalam negeri seperti baja khusus untuk otomotif.

Apalagi pasar baja global diperkirakan masih akan tertekan dengan pertumbuhan di bawah 1%. Ditambah lagi, baja dari China dan Jepang akan mendapat potongan pajak dari negara asalnya jika produksinya di ekspor tentunya ini akan berpengaruh terhadap persaingan harga jual di lapangan. Dan diperparah banyak beredar baja palsu di lapangan.

Dan sayangnya lagi prediksi kenaikan penjualan baja ini belum diimbangi oleh meningkatnya utilitas. Untuk menggenjot utilisasi pabrik, menurut Riska dapat dilakukan dengan menyerap produksi dari industri dari dalam negeri.

"Salah satu cara untuk mendorong pergerakan industri baja yaitu penerapan SNI terhadap produk baja," paparnya.

Berbeda Vice President of Research Indosurya Mandiri Sekuritas, William Surya Wijaya memprediksi penjualan baja hampir sama dengan tahun kemarin. Sebab meskipun ada geliat proyek konstruksi dan infrastruktur dari pemerintah namun saat ini teknologi semakin canggi, "sehingga penggunaan dari baja semakin lama semakin efisien," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×