Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Setelah menguat cukup tinggi, harga emas kini tak banyak bergerak. Per pukul 17.00 WIB kemarin (25/8), harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 cuma menguat 0,07% ke US$ 1.292,90 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga emas cuma naik 0,1%.
Maklum saja, saat ini semua perhatian pelaku pasar tertuju pada simposium ekonomi di Jackson Hole, Amerika Serikat (AS), yang dihadiri para petinggi bank sentral dunia.
Putu Agus Pransuamitra, Analis Monex Investindo Futures, mengatakan, pelaku pasar -termasuk di pasar emas- saat ini tengah menanti apa yang akan disampaikan oleh Gubnernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi dan Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen. Draghi dan Yellen dijadwalkan berpidato Jumat (25/8) jelang tengah malam waktu Indonesia.
Draghi berkomitmen tidak akan membicarakan pengetatan moneter dalam konferensi Jackson Hole, jadi fokus pasar tinggal ke pidato Yellen, ungkap Putu, Jumat (25/8).
Jika Gubernur The Fed memberi sinyal kehati-hatian karena tingkat inflasi AS yang rendah, ada kemungkinan harga emas akan kembali menguat. Namun jika pernyataan Yellen bernada hawkish, emas terkoreksi sesaat.
Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, melihat, ECB tengah berhati-hati karena penguatan euro sudah cukup tinggi.
Sejak awal tahun, EUR/USD menguat 13,44%. Dengan penguatan euro, ECB berpotensi membeli surat berharga atau menerapkan kebijakan ekonomi longgar.
Kalau Draghi mengulang pernyataan sebelumnya yang dovish, emas akan diuntungkan, papar dia.
Terkait pidato Yellen, Deddy bilang, meski pernyataannya bisa membuat harga emas terkoreksi, tetapi harga akan menguat kembali.
Maklum, ancaman Trump menghentikan pemerintahan menimbulkan kekhawatiran. Pelaku pasar saat ini memang tengah mengamati situasi politik terkait Presiden AS Donald Trump.
Baru-baru ini, Trump mengancam menghentikan pemerintahan jika anggaran pembangunan dinding pembatas AS dan Meksiko tidak disetujui.
Selain situasi politik AS, Putu menambahkan, penyelenggaraan pemilihan umum Jerman pada September nanti memberikan ketidakpastian politik. Biasanya, ketegangan saat pemilu membuat harga emas menguat.
Dari sisi pasokan, produksi emas dunia sepanjang tahun ini turun 2%. Sedangkan permintaan emas relatif bertambah. Meski sampai kuartal II-2017 permintaan emas global turun 10%, namun permintaan emas di China naik 56%.
Secara fundamental masih ada peluang emas menguat ke US$ 1.300 per ons troi, ujar Deddy.
Deddy menghitung, harga emas Senin (28/8) bergerak di kisaran US$ 1.279 - US$ 1.300 per ons troi. Prediksi Putu, harga emas di US$ 1.280 - US$ 1.295 pada Senin (28/8) dan US$ 1.268 - US$ 1.300 per ons troi sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News