Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Meski sterling termasuk mata uang yang tertekan di hadapan USD, namun pelemahan ini dinilai berpotensi rebound sesaat sebelum kembali merunduk.
Mengutip Bloomberg, Jumat (6/11) pasangan GBP/USD di level 1,5053 dibanding hari sebelumnya.
Gema Goeyardi, Analis dan Direktur PT Astronacci International Futures, mengatakan, keputusan Bank of England (BOE) pada Kamis (5/11) untuk mempertahankan suku bunga rendah menjadi bumerang.
Dengan pernyataan yang biasa saja, sterling tidak punya kekuatan untuk menahan gempuran USD. “Apalagi target inflasi BOE dinilai masih sulit dicapai,” kata Gema.
Mengingat beban inflasi yang datang dari jatuhnya harga minyak dan komoditas ikut menekan sterling.
Dari sisi USD justru sedang di atas angin. “Greenback menguat sangat masif terhadap semua mata uang utama dunia,” ujar Gema.
Mulai dari upah tenaga kerja Oktober 2015 naik signifikan 0,4% dari sebelumnya 0,0%. Lalu non farm payroll AS tumbuh dari 137.000 menjadi 271.000.
Terakhir tingkat pengangguran AS Oktober 2015 mengempis jadi 5,0% dari sebelumnya 5,1%.
Penciptaan lapangan kerja yang sangat cepat pada bulan Oktober tersebut semakin menunjukan bahwa kondisi perekonomian AS sudah solid dan harapan terhadap peluang kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini muncul kembali.
Karenanya, Gema menduga penurunan lanjutan pasangan GBP/USD berpotensi besar terjadi. Ditambah dengan minimnya data pendukung dari Inggris dan AS sendiri.
Pergerakan Senin (9/11) banyak didominasi imbas dari data di akhir pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News