Reporter: Noor Muhammad Falih, Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kurs poundsterling tertekan. Data ekonomi Inggris yang menandakan negara itu sedang menuju resesi, menjadi salah satu penyebab mata uang itu tertekan.
Pasangan EUR/GBP, Jumat (25/1) menguat 0,53% menjadi 0,8517 dibanding sehari sebelumnya. Pairing GBP/USD sempat melemah kemudian ditutup sedikit menguat sebesar 0,09% menjadi 1,579. Sedangkan, pasangan GBP/AUD menguat 0,29% menjadi 1,5150.
Produk domestik bruto (PDB) Inggris pada kuartal IV 2012 tercatat -0,3%. Angka ini lebih parah perkiraan analis yang hanya -0,1%. Padahal, pada kuartal sebelumnya, PDB Inggris mencapai 0,9%.
Selain itu, menurut prediksi analis Bloomberg, data pertumbuhan manufaktur Inggris Januari 2013 yang akan dirilis pekan ini, akan melambat menjadi 51,0. Pada Desember 2012, data pertumbuhan manufaktur Inggris di level 51,4.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, tanda-tanda resesi ekonomi di Inggris juga ditandai dengan outlook ekonomi negeri itu yang belum memperlihatkan perbaikan. Sentimen lainnya, Inggris juga terancam memperoleh pemangkasan peringkat utang dari Fitch, S&P dan Moody's akibat lambatnya pemulihan ekonomi, serta kesulitan pemerintah Inggris menurunkan rasio utang.
Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy bilang, untuk pasangan GBP/USD, ada sentimen positif bagi dollar AS karena data continuing jobless claims mereka turun dalam sepekan yang berakhir 12 Januari. "Ini dapat mendorong dollar AS menguat terhadap poundsterling," ujar Nizar.
Sementara, menurut analis Harvest International Futures Ibrahim, euro terangkat oleh data ekonomi anggota Uni Eropa yang dirilis cukup baik. Seperti data purchasing's manager index (PMI) Jerman yang naik menjadi 48,8 di Januari 2013. Ini PMI tertinggi bagi Jerman dalam
11 bulan terakhir.
Secara umum, Nizar bilang, sebetulnya perekonomian dunia sedang menunjukkan gejala membaik. Rilis data-data ekonomi AS dan China cukup baik. Namun penurunan PDB Inggris, masih akan menjadi sentimen negatif bagi poundsterling hingga hari ini.
Ibrahim menambahkan, perkembangan masalah batas plafon utang AS, bisa menjadi sentimen positif bagi GBP. Partai Republik menyetujui kenaikan plafon utang dalam tiga bulan, tanpa menuntut pemotongan anggaran.
Itu memang membuat dollar AS menguat, namun pada saat yang sama, sentimen itu menaikkan minat investor ke aset berisiko, salah satunya valas GBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News