Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berharap mampu terbang tinggi. Tahun ini GIAA menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 12%. “Kita masih melanjutkan peningkatan pendapatan kita,” ungkap Direktur Utama GIAA, Arif Prabowo, ketika ditemui KONTAN, Selasa, (9/2).
Ia menyebut, kenaikan pendapatan ini didorong oleh adanya penambahan 15 pesawat. Di situ, 5 unit merupakan jenis wide body dan 10 unit narrow body. Selain itu, GIAA pun yakin terhadap pertambahan jumlah penumpangnya.
Sayangnya, Arif enggan menjelaskan berapa raihan pendapatannya sepanjang 2014. Pada kuartal ketiga 2014, pendapatan GIAA naik 4,47% dari US$ 2,68 miliar menjadi US$ 2,8 miliar. Namun, kerugian yang harus ditanggung emiten pelat merah ini membengkak dari US$ 15,01 juta menjadi US$ 219,54 juta.
Terkait penurunan harga minyak dunia, Arif menyadari bahwa ini bisa menguntungkan perseroan. Ia menjelaskan, harganya telah menurun 30%. Lalu porsi avtur terhadap struktur biaya GIAA adalah 30%. Sehingga, harga minyak berperan terhadap kenaikan 12% laba GIAA.
Untuk memperoleh keuntungan di tahun ini, GIAA pun memperketat efisiensi. Dus, GIAA memangkas anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) dari rencana awal US$ 200 juta menjadi US$ 130 juta.
Maskapai penerbangan ini pun mengurangi kursi bisnis dari 12 menjadi 8 dalam satu pesawat. Tujuannya yaitu supaya GIAA bisa mengangkut lebih banyak penumpang. Apalagi, tingkat isian kelas bisnis hanya sekitar 40-50%. Kemudian, GIAA juga menghilangkan beberapa rute penerbangan luar negeri yang tak efisien.
Arif yang baru terpilih sebagai pemimpin GIAA ini memiliki 3 strategi untuk memperbaiki kinerja terpuruk perseroan. Pertama, ia ingin membuat GIAA semaksimal mungkin menghasilkan uang. Kedua, ia berencana merestrukturisasi biaya perseroan. Ketiga, mengamankan pendanaan jangka pendek perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News