Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim industri penerbangan semakin penuh tantangan pada tahun ini. Meskipun begitu, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis bisa membukukan pertumbuhan kapasitas penumpang berkisar 9%-10% pada 2018.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, target tersebut cukup menantang khususnya di tengah gejolak nilai tukar rupiah dan fluktuasi harga bahan bakar pesawat.
Sejalan dengan dinamika industri penerbangan yang semakin kompetitif ke depan, akselerasi bisnis perusahaan bakal terus dikembangkan. Terlebih, tahun lalu kinerja perusahaan masih mencatatkan kerugian.
"Kinerja belum baik (tahun lalu), dikarenakan dua hal yakni partisipasi perusahaan pada tax amnesty dan tersandung masalah hukum terkait kargo," ungkap Pahala usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (19/4).
Namun, untuk kinerja kuartal I-2018 yang bakal diumumkan pekan depan, Pahala optimistis rapor perusahaan semakin membaik secara kuartalan. Ia mengatakan, sepanjang kuartal I-2018 kinerja perusahaan berada di jalur (on track), meskipun masih sangat bergantung pada harga bahan bakar pesawat hingga akhir tahun.
"Kami harap tahun ini akan profitable," ujar Pahala.
Menurutnya, sebagai gambaran, pada kuartal I-2018 perusahaan setidaknya telah membukukan laba. Ini didukung dengan posisi biaya operasional yang turun, diikuti tingkat pendapatan yang terus meningkat.
"Sekitar 25-27 April 2018, kami umumkan kinerja kuartal pertama, yang pasti memberikan harapan untuk bisa membukukan laba pada 2018," kata Pahala.
Asal tahu saja, perusahaan belum dapat membagikan dividen dari hasil kinerja tahun lalu, karena kinerja lemah. "Mudah-mudahan nanti ke depannya dengan membaiknya kinerja keuangan, kami bisa (bagi dividen)," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News