kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Indonesia (GIAA) tawarkan pensiun dini ke karyawan, ini beban berat GIAA


Jumat, 21 Mei 2021 / 17:23 WIB
Garuda Indonesia (GIAA) tawarkan pensiun dini ke karyawan, ini beban berat GIAA
ILUSTRASI. Kinerja Garuda Indonesia (GIAA) masih berat Terbaru, perusahaan maskapai milik negara ini tawarkan program pensiun dini ke karyawan. ANTARA FOTO/Ampelsa/aww.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menawarkan program pensiun dini karyawan. Tawaran ini dilakukan demi memulihkan kinerja maskapai milik negara di tengah tantangan pandemi Covid-19. 

Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi, Jumat (21/5) mengatakan, bahwa Garuda dalam tahap awal penawaran program pensiun yang dipercepat bagi karyawan Garuda Indonesia yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program tersebut. 

“Program ini sifatnya sukarela untuk karyawan. Karyawan yang mendapatkan tawaran pensiun dini merupakan pegawai yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program tersebut,” ujar Irfan.

Baca Juga: Garuda Indonesia tawarkan pensiun dini bagi karyawan, Dirut: Ini langkah berat

Menurut Irfan, kebijakan ini menjadi penawaran terbaik yang dapat Garuda (GIAA) lakukan di tengah pandemi. “Kami senantiasa mengedepankan kepentingan bersama seluruh pihak, dalam hal ini karyawan maupun perusahaan," imbuhnya.

Garuda Indonesia (GIAA) memastikan bahwa seluruh hak pegawai yang sukarela mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. 

Karyawan juga mendapatkan hak sesuai dengan perjanjian kerja yang disepakati antara karyawan dan perusahaan.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) luncurkan promo dengan diskon harga tiket 25%

"Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan di tengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukkan titik terangnya di masa pandemi covid-19 ini," katanya.

Pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, menurunkan trafik penerbangan secara signifikan. Kondisi tersebut mengharuskan perusahaan melakukan penyesuaian dari aspek penawaran (supply) dan permintaan (demand) di tengah penurunan kinerja operasional.

Sampai saat ini, Garuda Indonesia belum mengeluarkan laporan keuangan tahun 2020. Namun, Irfan pernah mengungkap bahwa kinerja sepanjang tahu  2020, pendapatan perusahaan turun dalam. Upaya efisiensi dilakukan demi menjaga kinerja Garuda.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, Garuda  mengalami rugi bersih sebesar US$1,07 miliar, setara Rp15,3 triliun dengan kurs Rp 14.300 per dollar AS.  

Penyebab utama penurunan itu adalah anjloknya pendapatan dari penerbangan berjadwal yang menjadi sumber utama pendapatan perseroan. 

Kontribusi pendapatan dari penerbangan berjadwal pada periode yang sama tercatat sebesar US$ 917,28 juta atau Rp13,11 triliun. 

Penerimaan perusahaan dari sektor penerbangan tidak berjadwal juga turun. Perusahaan hanya mampu mencetak pendapatan US$ 46,92 juta atau Rp 670,96 miliar.

Total pendapatan Garuda Indonesia sebesar US$1,13 miliar atau Rp16,16 triliun.

Dalam periode yang sama  beban mencapai US$ 2,24 miliar atau Rp 32,03 triliun.. 

Beban operasional penerbangan menjadi US$ 1,3 miliar setara Rp 18,59 triliun.  Dengan performa tersebut, perseroan membukukan rugi periode berjalan senilai US$ 1,09 miliar atau setara Rp 15,59 triliun. 

Dari sisi kewajiban, per akhir September, emiten penerbangan milik negara mengempit beban liabilitas sebesar US$10,36 miliar atau sebesar Rp 148,15 triliun.

Kewajiban ini terdiri dari liabilitas jangka panjang senilai US$5,65 miliar (Rp 79,51 triliun) dan jangka pendek senilai US$ 4,69 miliar atau Rp 67,07 triliun. \

Pada penutupan perdagangan Jumat (21/5), saham Garuda bertengger Rp 316 per saham atau turun 1,25%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×