Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) tetap optimistis target marketing sales atawa pra penjualan di tahun 2022 dapat tercapai. Asal tahu saja, emiten properti ini menargetkan marketing sales hingga akhir tahun 2022 berada di kisaran Rp 900 miliar-Rp 1 triliun.
Nah, hingga Agustus 2022, TRIN sudah mengantongi marketing sales sebesar Rp 624,2 miliar. Artinya, realisasi marketing sales hingga Agustus itu setara dengan 69% dari target tahun ini.
Bahkan, raihan marketing sales TRIN dalam delapan bulan pertama tahun 2022 tersebut sudah melampaui marketing sales sepanjang tahun 2021, yang hanya Rp 492,3 miliar.
Walau mencetak kinerja marketing sales yang memuaskan, namun kinerja keuangan TRIN belum memuaskan.
Jika dilihat dari laporan keuangan per Juni 2022, penjualan dan pendapatan TRIN tercatat hanya Rp 698,53 juta yang berasal dari pendapatan jasa dan pemasaran.
Baca Juga: Triniti Land (TRIN) Kembangkan Tiga Proyek Senilai Rp 25 Triliun untuk 10 Tahun
Corporate Secretary TRIN Riska Afriani menjelaskan, hasil itu tak lepas dari implementasi aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72, yang mana pencatatan penjualan baru dapat dibukukan setelah serah terima unit.
Namun, dia tetap optimistis bahwa kinerja keuangan TRIN akan lebih positif lantaran penjualannya sudah mulai bisa dibukukan. Seiring dengan serah terima dari proyek Collins Boulevard.
Di mana, Tower I sudah serah terima secara bertahap sejak Agustus 2022 dan Tower II ditargetkan rampung pada kuartal IV-2024. "Di tengah pandemi, penjualan kami sebenarnya sangat baik. Revenue akan terus tumbuh seiring serah terima unit," kata Riska.
Estimasinya, pada akhir 2022 nanti TRIN bisa membukukan penjualan dan pendapatan sebesar Rp 413,85 miliar. Dari angka itu, TRIN diproyeksikan bisa meraih laba bersih sebesar Rp 62,28 miliar.
Dengan tiga proyek berskala jumbo yang sedang digarap, Presiden Direktur dan CEO Triniti Land Ishak Chandra percaya diri bahwa TRIN akan membukukan penjualan yang solid hingga Rp 1 triliun per tahun. Oleh sebab itu, TRIN pun mengubah strategi.
Ishak mengungkapkan, TRIN akan membatasi proyek apartemen dan lebih fokus pada pengembangan produk berbasis tapak atau landed house. Selain risiko yang lebih minim, landed house bisa serah terima lebih cepat.
"Kami tidak bisa membukukan (penjualan) sebelum serah terima karena PSAK 72. Apartemen itu rata-rata 4 tahun-5 tahun, kalau landed itu 2 tahun sudah bisa serah terima," terang Ishak.
Dengan berbagai prospek dan rencana bisnis tersebut, TRIN optimistis bisa mengeksekusi aksi korporasi di tahun ini. Yakni melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.
Baca Juga: Triniti Land (TRIN) Cetak Marketing Sales Rp 624,2 Miliar Hingga Agustus 2022
TRIN berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 147.795.558 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Disertai penerbitan Waran Seri II sebanyak-banyaknya 147.795.558 waran.
Setiap pemegang 30 saham lama mempunyai satu HMETD, yang memberikan hak kepada pemegangnya membeli 1 saham baru yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp 900 per saham.
"Rights issue pasti jadi, karena salah satu corporate action untuk proyek di Lampung dan Labuan Bajo. Target kami di November atau Desember bisa efektif," tandas Ishak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
