kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Gandeng Macmahon, DGIK Rambah Proyek Pertambangan


Rabu, 21 Oktober 2009 / 06:52 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Emiten konstruksi, PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK), mulai merambah bisnis kontraktor pertambangan. Perusahaan yang kabarnya milik Sandiaga Uno ini telah menggandeng Macmahon, kontraktor pertambangan asal Australia, untuk bekerjasama di bisnis ini.

Belum jelas bagaimana bentuk kerjasama antara keduanya. Tapi, DGIK mengklaim telah meneken memorandum of understanding (MoU) dengan Macmahon. "Bentuknya belum tahu, berupa perusahaan patungan atau seperti apa," kata Djohan Halim, Corporate Secretary Duta Graha, kemarin.

Meski baru sebatas MoU, Djohan bilang, kedua perusahaan ini telah membidik empat kontrak penambangan emas dan batubara. Lokasi pertambangan yang menjadi incaran mereka berada di Sumatra dan Kalimantan.

Harapannya, satu tahun setelah penandatanganan MoU, kontrak penambangan emas dan batubara itu sudah berjalan. Soal target volume produksi, DGIK dan Macmahon menargetkan bisa meraih kontrak produksi 1 juta ton batubara setahun.

Yang jelas, sebelum benar-benar menerjuni bisnis kontraktor pertambangan, DGIK tetap berkonsentrasi pada bisnis kontraktor properti, serta kontraktor pembangunan jalan dan infrastruktur lain. Maklum, inilah bisnis utama Duta Graha selama ini.

Djohan berkata, hingga September 2009, perusahaannya telah mendapatkan kontrak proyek baru hampir Rp 1 triliun. Angka itu naik 10% ketimbang periode tahun lalu.

Nilai kontrak tadi berasal dari sekitar 20 proyek yang berasal dari proyek di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari total kontrak ini, 15-17 kontrak berasal dari proyek pemerintah, dan sisanya adalah proyek swasta.

Kontrak terakhir yang masuk portofolio DGIK berupa proyek pembangunan rumah sakit dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Nilai kontraknya Rp 200 miliar," kata Djohan. Dalam proyek ini, Duta Graha bekerjasama dengan salah satu perusahaan lokal. Dari nilai proyek tadi, Rp 170 miliar menjadi garapan DGIK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×