Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan kembali menambah utang dengan satuan valuta asing (valas). Perusahaan menara milik Grup Saratoga ini berniat menerbitkan notes dollar AS senilai US$ 500 juta.
Berdasarkan publikasi resmi perseroan, surat utang berdenominai dollar AS itu akan diterbitkan melalui anak usahanya, TBG Global Pte. Ltd. Dana hasil penerbitan notes itu nantinya akan dipinjamkan ke Tower Bersama Singapore Pte Ltd (TBS), anak usaha TBG.
Kemudian, TBS akan menyalurkan pinjaman antar perusahaan kepada TBIG. Adapun, penerbitan notes ini akan dijamin penuh oleh TBIG. Manajemen TBIG akan menggunakan dana tersrbut untuk melunasi utang yang jatuh tempo tahun ini.
Seperti, utang valas dari sejumlah kreditur berdasarkan debt programme agreement atau obligasi berkelanjutan tahap I-2013. Selanjutnya, perseroan juga berniat melakukan percepatan pembayaran utang.
"Atau membiayai rencana ekspansi usaha di masa mendatang dan menunjang pendanaan secara umum," ujar manajemen TBIG.
Sekedar mengingatkan, pada tahun 2010 silam, TBIG telah menandatangani perjanjian pinjaman sindikasi dengan plafon US$ 2 miliar atau lebih dari Rp 20 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per akhir 2013, total pinjaman yang telah ditarik sekitar Rp 8,9 triliun. Selain itu, perseroan pun memiliki utang dollar AS lain dalam bentuk obligasi senilai US$ 300 juta. Obligasi ini diterbitkan tahun lalu.
Obligasi ini memiliki kupon 4,625%. Manajemen TBIG menargetkan, untuk obligasi anyarnya, kupon maksimal 8%. Selain dalam dollar AS, TBIG pun memiliki utang obligasi rupiah senilai Rp 740 miliar.
Di pengujung Desember 2013, beban bunga TBIG mencapai Rp 726,74 miliar. Angka ini jauh melesat dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 467,48 miliar. Sedangkan, beban keuangan lainnya sebesar Rp 135,42 miliar.
Rugi kurs akibat menumpuknya utang dollar AS ini tidak dapat dihindari. Perseroan mencatatkan rugi kurs bersih hingga Rp 799,12 miliar. Padahal, di 2012, nilai kerugian hanya Rp 84,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News