Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin kerja sama dengan otoritas bursa efek Malaysia, terkait pengembangan pasar modal syariah. Dalam perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk membentuk pusat studi pasar modal syariah.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, pusat studi ini diharapkan bisa mendorong kinerja pasar modal berbasiskan syariah di kedua negara. "Komponen kerja samanya dalam hal studi, pengembangan produk, regulasi dan konsep pasar modal Islam," kata Tito, Selasa (2/8).
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan hari ini, di sela-sela acara World Islamic Economic Forum (WIEF). Kerja sama ini menurut Tito merupakan langkah awal untuk merealisasikan mimpinya memiliki pasar modal Islam global.
Sementara untuk jangka pendek, kedua belah pihak berharap bisa meluncurkan sebuah produk instrumen pasar modal syariah. Tito melihat prospek pasar modal syariah sangat baik, saat ini banyak negara yang memiliki ketertarikan untuk mengembangkannya.
Namun keinginan itu terbentur pada minimnya referensi yang tersedia. Oleh karenanya, pusat studi ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi yang digunakan pihak lain dalam mengembangkan industri pasar modal syariah.
Saat ini, yang baru berkembang baru pasar keuangan syariah saja. Pada tahun 2014 lalu, nilai aset pasar keuangan Islam tumbuh 9,69% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai US$ 1,65 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News