Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dinilai solid untuk menghadapi tantangan dan risiko ekonomi ke depan dengan permodalannya yang kuat dan portofolio kredit yang sehat.
Kualitas kredit yang konsisten membaik terlihat dari rasio Non-Performing Loan (NPL) dan Loan at Risk (LaR) yang mencatatkan penurunan. Rasio NPL gross BBNI pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2,0%, dari posisi kuartal I-2023 yang tercatat 2,8%. Berikutnya, LaR turun ke level 13,3% dari tahun sebelumnya pada level 16,3%.
Perbaikan kualitas kredit yang konsisten ini juga disertai dengan rasio pencadangan yang sangat memadai dimana NPL Coverage ratio mencapai 330,2% dan LaR Coverage ratio 50,4% pada kuartal I-2024.
Dengan kondisi kualitas kredit yang baik disertai dengan rasio pencadangan yang sangat mencukupi ini berdampak pada rasio pembentukan biaya pembentukan pencadangan kerugian kredit atau cost of credit BNI yang efisien.
Baca Juga: Bank BTPN Konsisten Hadirkan Layanan Kesehatan hingga Pelatihan Usaha
“Manajemen menyampaikan aspirasi cost of credit pada 2024 yaitu di level kurang dari 1,4% dapat dicapai melihat tren konsistensi perbaikan kualitas aset BNI akan berkelanjutan hingga akhir tahun,” tulis analis CGS International Handy Noverdianus dalam risetnya, dikutip Rabu (12/6).
CGS-International memproyeksi NPL BBNI di 2024 setidaknya ada di angka 2,0% dengan pertumbuhan kredit sebesar 9,7% year on year. Angka proyeksi CGS-International tersebut sejalan dengan proyeksi manajemen BNI untuk pertumbuhan kredit 9%-11% tahun ini.
CGS juga memproyeksikan cost of credit BBNI akan berada di angka 1,05%. Angka proyeksi cost of credit tersebut mengimplikasikan penurunan sebesar 28 basis poin (bps) dari realisasi 2023. Hal ini menunjukkan optimisme sekuritas asing tersebut terhadap kemampuan BBNI untuk menjaga portofolio kreditnya.
CGS-International memproyeksi laba bersih BBNI di tahun 2024 mencapai Rp24,6 triliun atau tumbuh dobel digit sebesar 17,5% YoY dibandingkan tahun 2023.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan menjadi pendorong kenaikan laba bersih tersebut selain kualitas kredit yang terjaga adalah akselerasi ekspansi kredit hingga akhir tahun 2024 pada segmen berisiko rendah, serta peningkatan fee based income dari berbagai layanan transaksi nasabah untuk mendukung pencapaian profitabilitas.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Masih Berlanjut, Membayangi Likuiditas Valas Perbankan
Selain kualitas kredit yang menjadi fokus, kekuatan modal perbankan juga menjadi aspek lain yang diperhitungkan di tahun ini. Capital Adequacy Ratio (CAR) diperkirakan untuk tahun 2024 akan tetap di atas 20%.
Secara keseluruhan, CGS-International memberikan rekomendasi add dengan mematok target price untuk 12 bulan ke depan di level Rp 6.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News